JAKARTA (jurnalislam.com)– Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Ummat Islam (DPP PUI), salah satu organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia, menyerukan pentingnya penyelenggaraan pemilihan parlemen pertama di Bangsamoro, Kawasan Otonomi di Mindanao, Filipina Selatan, yang berlangsung secara jujur, adil, dan transparan. Seruan ini disampaikan menyusul adanya dinamika dan perhatian internasional, termasuk rencana penundaan yang berpotensi mengganggu proses perdamaian.
Dalam pernyataan resminya, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPP PUI, Dr. Adhe Nuansa Wibisono, menekankan bahwa langkah demokratis ini merupakan momen krusial bagi masa depan masyarakat Bangsamoro yang mayoritas Muslim.
“Pemilu yang berintegritas di Bangsamoro bukan sekadar urusan prosedural, tetapi merupakan upaya bersama untuk merajut keadilan, menumbuhkan kepercayaan sosial, dan membangun pondasi pembangunan inklusif pasca-konflik,” tegas Wibisono, pada Rabu (24/09/2025) di Jakarta.
Sebagai ormas Islam yang aktif dalam diplomasi publik dan isu-isu kemanusiaan di kawasan Asia Tenggara, PUI memandang stabilitas Mindanao memiliki implikasi langsung terhadap keamanan dan perdamaian regional. Posisi ini mempertegas peran strategis organisasi sipil keagamaan dalam mendorong dialog dan penyelesaian konflik secara damai, yang melampaui batas-batas nasional.
Dr. Wibisono, yang juga menjabat sebagai President South Asian Youth Organization (SAYO) Turkey, lebih lanjut menyoroti pentingnya kolaborasi semua pihak.
“Partisipasi penuh dari semua elemen, termasuk masyarakat sipil, pemerintah lokal dan pusat, tokoh adat, perempuan, pemuda, serta mantan kombatan yang telah berintegrasi, adalah kunci kesuksesan. Kami mendorong pemerintah Manila untuk mengedepankan empati dan dialog, karena pendekatan intervensi dan penundaan justru kontra-produktif dan dapat menjadi beban baru,” jelas ahli keamanan internasional lulusan Turkish National Police Academy tersebut.
Pernyataan solidaritas kuat juga disampaikan untuk masyarakat Bangsamoro. Wibisono menyatakan, “Generasi muda, tokoh perempuan, dan seluruh elemen masyarakat Bangsamoro harus yakin bahwa masa depan benar-benar ada dalam genggaman mereka. Keadilan adalah visi besar yang dapat diwujudkan. PUI berdiri bersama dalam semangat solidaritas keumatan.”
Terkait isu intervensi dan rencana penundaan pemilu yang mengundang kekhawatiran para pengamat, Wibisono mengingatkan bahwa mengedepankan proses yang fair dan mandiri justru merupakan solusi strategis. Langkah ini bukan hanya akan meredam potensi konflik di Mindanao, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas nasional Filipina di tengah berbagai tantangan internal yang dihadapi Manila.
DPP PUI juga mendorong komunitas internasional, organisasi Islam global, dan jejaring masyarakat sipil untuk turut aktif mengawal dan mendukung proses pemilu ini agar bebas dari intimidasi dan manipulasi. Peran pengawasan independen dinilai crucial untuk memastikan terciptanya suasana saling percaya.
Pada akhirnya, PUI meyakini bahwa perdamaian dan kemakmuran Bangsamoro akan memberikan efek domino positif bagi Filipina dan kawasan. “Ketika Bangsamoro damai dan adil, bukan hanya Mindanao yang sejahtera, tetapi stabilitas yang ditimbulkannya akan menguntungkan Manila dan seluruh Filipina. Mewujudkan pemilu berintegritas adalah kontribusi nyata bagi perdamaian berkelanjutan di Asia Tenggara,” pungkas Dr. Wibisono penuh harap.