Israel Bom Sekolah Lagi, Puluhan Pengungsi Tewas Terpanggang Saat Tidur

Israel Bom Sekolah Lagi, Puluhan Pengungsi Tewas Terpanggang Saat Tidur

GAZA (jurnalislam.com)– Serangan udara Israel kembali menelan korban jiwa dalam jumlah besar di Jalur Gaza. Sedikitnya 50 orang dilaporkan tewas sejak Senin (27/5) dini hari, termasuk 36 warga sipil yang tengah berlindung di sebuah sekolah yang telah dijadikan tempat penampungan.

Menurut laporan pejabat kesehatan di Gaza, serangan terjadi di Sekolah Fahmi al-Jarjawi yang terletak di lingkungan Daraj, Kota Gaza. Sekolah itu sebelumnya telah dialihfungsikan sebagai tempat perlindungan bagi warga yang mengungsi akibat perang berkepanjangan.

“Serangan dilakukan tiga kali berturut-turut saat orang-orang sedang tidur. Seorang ayah dan lima anaknya turut menjadi korban,” ungkap Fahmy Awad, kepala layanan darurat Kementerian Kesehatan Gaza.

Dua rumah sakit besar di Kota Gaza, al-Shifa dan al-Ahli, telah mengonfirmasi jumlah korban tewas dan luka-luka. Banyak korban mengalami luka bakar serius akibat kebakaran yang dipicu oleh serangan tersebut.

Juru bicara Pertahanan Sipil Palestina, Mahmoud Basal, mengatakan bahwa sekolah tersebut menampung ratusan pengungsi, dan sebagian besar korban jiwa adalah perempuan dan anak-anak.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan petugas penyelamat berjuang memadamkan api dan mengevakuasi jenazah dari reruntuhan bangunan yang hangus terbakar.

Militer Israel mengklaim serangan tersebut menargetkan pusat komando dan kendali milik kelompok Hamas dan Jihad Islam Palestina yang disebut beroperasi dari dalam sekolah. Israel kembali menyalahkan Hamas atas jatuhnya korban sipil, dengan alasan kelompok tersebut menggunakan infrastruktur sipil untuk keperluan militer.

Namun, kesaksian para penyintas menggambarkan penderitaan mendalam. Ibrahim al-Khalili, jurnalis Al Jazeera, berbicara kepada Ahed Sameeh, salah satu korban selamat. Ia menggendong putrinya yang berusia tiga tahun saat serangan terjadi.

“Darah di baju saya ini darah anak saya. Tengkoraknya retak,” ujarnya penuh duka. “Kami hanyalah warga sipil yang damai dan tak berdaya. Kami tidak ada hubungannya dengan para pejuang dan senjata.”

Korban lainnya, Bushra Rajab, menggambarkan kepanikan saat serangan terjadi.

“Saya terbangun karena suara ledakan dan orang-orang berteriak. Banyak yang tewas, beberapa dari mereka adalah saudara saya. Potongan tubuh berserakan di mana-mana,” katanya.

Serangan terhadap fasilitas sipil seperti sekolah sebenarnya dilarang dalam hukum humaniter internasional. Namun, sepanjang 19 bulan perang di Gaza, Israel telah berulang kali membombardir sekolah-sekolah yang kini sebagian besar difungsikan sebagai tempat penampungan pengungsi.

Sebelumnya, pada November 2023, setidaknya 50 orang tewas akibat serangan di Sekolah al-Buraq, Kota Gaza. Pada Agustus, lebih dari 100 orang dilaporkan tewas di Sekolah al-Tabin saat sedang melaksanakan salat subuh. (Bahry)

Sumber: Al Jazeera

Bagikan