GHOUTA TIMUR (Jurnalislam.com) – Salah satu krisis kemanusiaan terburuk abad ke-21 hingga sekarang masih berlangsung di distrik Ghouta Timur yang dikepung rezim Assad, sebuah daerah pinggiran Damaskus.
Anak-anak di distrik seluas 104 kilometer persegi telah menanggung beban pengepungan selama bertahun-tahun dan serangan terus menerus oleh pasukan rezim Syiah Nushairiyah Suriah.
Berikut ini adalah daftar pertanyaan yang sering diajukan mengenai bencana kemanusian yang sedang berlangsung di Ghouta Timur, yang dilansir Anadolu Agency, Rabu (21/2/2018):
1.Di manakah letak Ghouta Timur?
Ghouta Timur berada di pinggiran ibukota Suriah yang terletak kira-kira 10 kilometer di timur Damaskus tengah.
- Siapa yang tinggal di sana?
Distrik ini adalah rumah bagi sekitar 400.000 warga sipil, kira-kira setengahnya adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun.
- Siapa yang terbunuh?
Serangan udara dan serangan artileri – oleh rezim Assad dan militer Rusia – telah mengakibatkan banyak kematian warga sipil. Dalam tiga bulan terakhir saja, lebih dari 700 warga sipil terbunuh di Ghouta Timur.
- Apakah korban tewas ini termasuk korban sipil?
Ya! Selama tiga bulan terakhir, 109 wanita dan 185 anak telah kehilangan nyawa di distrik yang dikepung rezim Assad tersebut.
- Bagaimana pengepungan mempengaruhi kehidupan sehari-hari?
Ghouta Timur tetap berada di bawah pengepungan rezim yang melumpuhkan selama lebih dari lima tahun. Dalam beberapa bulan terakhir, kekurangan makanan dan obat-obatan kronis telah menyebabkan banyak anak tewas, baik karena kekurangan gizi atau kurangnya perawatan medis yang memadai.
- Senjata apa yang digunakan oleh rezim?
Pasukan rezim Suriah telah menggunakan peluru mortir, bom barel, bom curah, amunisi bunker dan senjata kimia beracun untuk memusnahkan populasi sipil di distrik tersebut.
- Seberapa sering rezim menggunakan senjata kimia?
Sejak konflik dimulai pada 2011, rezim telah melakukan 46 serangan kimia. Pada tanggal 21 Agustus 2013, dilakukan serangan gas sarin di Damaskus yang menyebabkan lebih dari 1.400 warga sipil tewas. Dan dalam dua bulan terakhir saja, rezim telah menggunakan gas klorin sedikitnya tiga kali di wilayah tersebut.
Pejabat rezim sebaliknya mengklaim bahwa “oposisi bersenjata” menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
- Mengapa Ghouta Timur penting secara strategis?
Rezim ingin menghancurkan semua faksi-faksi perlawanan – terutama para pejuang yang begitu dekat dengan ibukota.
- Bagaimana PBB bereaksi terhadap kejahatan rezim tersebut?
Negara anggota Dewan Keamanan PBB sayangnya gagal melakukan tindakan nyata, kecuali pernyataan anodik sesekali yang dikeluarkan oleh pejabat tingkat menengah PBB sebagai formalitas saja.
- Apakah kesepakatan gencatan senjata di Astana berlaku untuk Ghouta Timur?
Pada bulan Mei tahun lalu, Turki, Rusia dan Iran menunjuk Ghouta Timur sebagai “zona de-eskalasi” di mana tindakan agresi militer dilarang. Namun demikian, Rusia – salah satu dari tiga penjamin gencatan senjata – gagal mencegah rezim Assad yang berulang kali melanggar persyaratan kesepakatan tersebut.