DUBAI(Jurnalislam.com) – Bank Syariah Indonesia (BSI) kini telah memiliki kantor cabang di Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA). Selain menjalankan bisnis perbankan, BSI Dubai juga diharapkan turut mempromosikan produk-produk halal Indonesia, termasuk fesyen muslim.
Demikian disampaikan Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat meninjau Kantor BSI Cabang Dubai di Unit 509, Gate District 3, Dubai International Financial Centre (DIFC), Syekh Zayed Road, Dubai, PEA, Jumat (04/11/2022).
“Kita bikin Indonesian Muslim Fashion Week di Dubai seperti Jakarta Muslim Fashion Week, yang tidak kalah dengan Paris Fashion Week,” pintanya.
Menurut Wapres, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan produk fesyen muslimnya, karena didukung para desainer handal yang mampu menciptakan model-model pakaian yang menarik.
“Kita memiliki desainer-desainer muda yang bagus, model-model (pakaiannya) juga bagus, dan yang penting sesuai syariah,” ujarnya.
Lebih jauh, wapres menuturkan bahwa dirinya pernah didatangi Menteri Perdagangan lama, Muhammad Lutfi, bersama para desainer pakaian muslim untuk melaporkan rencana penyelenggaraan Jakarta Muslim Fashion Week.
Di antara para desainer yang datang tersebut, kata Wapres, ternyata bukan hanya desainer muslim tetapi juga desainer non muslim yang ingin turut berpartisipasi.
“Desainer-desainer itu sebagian bukan muslim, ada yang Katolik, tetapi mereka ingin berpartisipasi pada Jakarta Muslim Fashion Week yang baru terlaksana kemarin saat Menteri Perdagangan berganti ke Pak Zulkifli Hasan, karena pasarnya memang bagus sekali,” ungkapnya.
Untuk itu, Wapres meminta BSI Dubai memanfaatkan hubungan Indonesia dan PEA yang terjalin sangat baik, salah satunya untuk mempromosikan fesyen muslim Indonesia melalui penyelenggaraan Indonesian Muslim Fashion Week di Dubai.
“Ini saya kira kesempatan dan kebetulan sekali hubungan Indonesia – PEA sedang bagus-bagusnya,” ujarnya.
Menanggapi permintaan Wapres tersebut, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengakui bahwa potensi fasyen muslim Indonesia memang besar, tetapi di Dubai belum begitu populer. Bahkan pakaian batik saja hampir tidak ada yang menjual.
“Yang jualan batik belum ada di sini. Nanti mungkin kita bikin pameran busana muslim di sini bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI,” ungkapnya.
Untuk merealisasikannya, sambung Hery, ia juga mengharapkan adanya dukungan dari para pelaku bisnis busana muslim.
“Syukur-syukur kalau ada yang punya naluri bisnis dan punya butik batik (misalnya) di sini,” pungkasnya.