SURIAH (Jurnalislam.com) – Turki pada hari Kamis (19/7/2018) mengutuk serangan rezim Syiah Bashar al-Assad di Daraa dan Quneitra barat daya.
Dalam sebuah konferensi pers, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy mengenang kematian warga sipil di Daraa dan Quneitra dan mengatakan: “Kami sangat mengutuk dan mengecam serangan-serangan ini. Serangan-serangan ini menyabotase upaya Astana dan Jenewa dalam mengurangi kekerasan dan menemukan solusi politik terhadap krisis.”
“Kami tidak ingin skenario yang dialami di Ghouta Timur, Homs Utara dan sekarang di barat daya Suriah juga dialami di Idlib,” tambahnya, lansir Anadolu Agency.
Aksoy juga mengingat percakapan telepon Presiden Recep Tayyip Erdogan dengan Rusia Vladimir Putin pada 14 Juli, mengatakan jika rezim maju menuju Idlib, kesepakatan Astana akan gugur.
Dia menekankan bahwa rezim berusaha mencari solusi krisis melalui cara militer dan mengatakan cara-cara seperti itu tidak akan mengarah pada “keputusan yang sah.”
Setelah Daraa Kini Nawa Dibombardir Rezim Syiah Assad
Suriah baru saja mulai bangkit dari konflik dahsyat yang dimulai pada 2011 ketika rezim Syiah Assad menindak keras para demonstran dengan keganasan militer yang tak terduga.
Setelah pembicaraan damai yang diadakan tahun lalu di Astana, Daraa dan Quneitra sama-sama ditetapkan sebagai “zona de-eskalasi” di mana tindakan agresi dilarang.
Pertemuan Astana berikutnya diperkirakan akan berlangsung pada 30-31 Juli di Sochi Rusia, katanya dan menekankan bahwa membangun komite konstitusi di Suriah akan mempercepat proses Jenewa.