Erdogan kepada Trump: Tarik Pasukan AS dari Manbij

Erdogan kepada Trump: Tarik Pasukan AS dari Manbij

ANKARA (Jurnalislam.com) – Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan kepada Presiden AS Donald Trump dalam sebuah percakapan telepon pada hari Rabu (24/1/2018) bahwa tentara AS harus menarik diri dari wilayah Manbij di Suriah utara, kata menteri luar negeri Turki, Kamis (25/1/2018).

Pada hari Rabu, sebelum teleponnya dengan Trump, Erdogan mengatakan bahwa Turki akan memperluas operasi militernya di Suriah ke kota Manbij, sebuah langkah yang berpotensi membawa pasukan Turki ke dalam konfrontasi terbuka dengan pihak sekutu NATO mereka, Amerika Serikat.

Seorang pejabat Turki mengatakan bahwa siapa pun yang mendukung milisi YPG akan menjadi “target”, sebuah peringatan yang cenderung membuat Amerika Serikat marah karena pasukannya bekerja sama dengan kelompok bersenjata Kurdi di wilayah Suriah utara, lansir Aljazeera.

Pertempuran Turki vs Amerika di Ambang Pintu Kota Manbij, Suriah

Komentar Wakil Perdana Menteri Bekir Bozdag pada hari Kamis muncul setelah Turki mengancam untuk menyerang kota Manbij, sekitar 100 km timur Afrin, sebagai bagian dari operasi lintas perbatasan melawan wilayah Afrin, yang dikendalikan oleh pasukan Kurdi dukungan AS.

AS memiliki sekitar 2.000 tentaranya yang bermarkas di Manbij, yang bekerja bersama YPG dalam memerangi Islamic State (IS).

Jika AS ingin “menghindari konfrontasi dengan Turki – yang tidak mereka atau Turki inginkan – jalan untuk ini jelas: mereka harus mengurangi dukungan yang diberikan kepada teroris YPG/PYD”, Bozdag mengatakan kepada penyiar Turki A Haber.

“Mereka yang mendukung organisasi teroris akan menjadi sasaran dalam pertempuran ini. Amerika Serikat perlu meninjau kembali tentaranya serta elemen yang memberi dukungan kepada teroris di lapangan sedemikian rupa untuk menghindari konfrontasi dengan Turki,” katanya.

Tidak ada tanggapan langsung dari AS atas komentar Bozdag pada hari Kamis.

Koalisi militer AS yang beroperasi di Manbij pada hari Rabu mengatakan tentara Amerika di sana memiliki hak untuk membela diri dari serangan apapun.

“Pasukan koalisi yang berada di daerah itu memiliki hak yang melekat untuk membela diri dan akan melakukannya jika perlu,” kata juru bicara Kolonel Ryan Dillon.

Juru bicara Pentagon Dana White mengatakan pada hari Kamis bahwa dia telah melihat laporan media tentang Turki mendesak AS untuk memindahkan pasukan dari Manbij, namun dia tidak tahu apakah itu sedang dipertimbangkan.

Ini Alasan Erdogan Gelar Operasi Militer di Suriah

Turki melancarkan serangannya melawan YPG di Afrin sepekan yang lalu. Militer mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya “menetralisir” lebih dari 300 pasukan di Suriah utara sejak operasi dimulai.

Turki menganggap YPG – yang dilatih, dipersenjatai dan didukung oleh AS untuk berperang melawan IS – sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang (PKK), yang telah melakukan teror berdarah selama bertahun-tahun di negara Turki.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg membela tindakan militer Turki namun mendesak agar berhati-hati.

“Turki adalah salah satu negara NATO yang paling menderita akibat serangan terorisme,” kata Stoltenberg dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.

“Semua negara memiliki hak untuk membela diri, tapi ini harus dilakukan dengan cara yang proporsional dan terukur.”

Sementara itu, administrasi Afrin yang dipimpin Kurdi meminta rezim Syiah Assad Suriah untuk mempertahankan wilayah tersebut melawan serangan Turki.

“Kami meminta negara Suriah untuk melaksanakan kewajiban negaranya terhadap Afrin dan melindungi perbatasannya dengan Turki dari serangan pasukan Turki … dan mengerahkan angkatan bersenjata Suriah untuk mengamankan perbatasan wilayah Afrin,” katanya dalam sebuah pernyataan di situsnya.

Bagikan