GAZA (jurnalislam.com)— Serangan udara Israel kembali menghantam salah satu rumah sakit terakhir yang masih berfungsi di Gaza utara, memaksa pasien kritis mengungsi ke jalanan. Serangan terbaru ini terjadi di Rumah Sakit Arab al-Ahli pada Ahad (11/3), saat militer Israel memperluas serangannya di selatan Gaza setelah mengakhiri gencatan senjata pada Maret lalu.
Menurut Pertahanan Sipil Gaza, militer Israel menyerang salah satu bangunan rumah sakit tersebut pada dini hari. Tentara Israel dan badan intelijen Shin Bet mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan “kompleks komando dan kendali” milik Hamas di rumah sakit, namun tidak memberikan bukti atas klaim itu.
Rumah sakit di Gaza telah menjadi sasaran berulang sejak perang meletus pada Oktober 2023, termasuk serangan menggunakan bom seberat 2.000 pon buatan Amerika Serikat. Setidaknya 36 rumah sakit telah dibom atau dibakar oleh pasukan Israel. Serangan terhadap fasilitas kesehatan, tenaga medis, dan pasien merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan dikategorikan sebagai kejahatan perang menurut Konvensi Jenewa 1949.
Berikut ini adalah catatan sejumlah serangan besar terhadap layanan kesehatan di Gaza sejak perang dimulai:
17 Oktober 2023
Ratusan warga yang berlindung di pelataran Rumah Sakit al-Ahli tewas akibat serangan udara Israel. Sebelumnya, direktur rumah sakit dilaporkan menerima peringatan dari pihak Israel. Israel kemudian mengklaim bahwa ledakan disebabkan oleh roket milik kelompok Jihad Islam Palestina yang gagal diluncurkan. Klaim tersebut dibantah oleh kelompok bersenjata itu.
3 November 2023
Konvoi ambulans dihantam serangan udara Israel di luar Rumah Sakit al-Shifa, menewaskan banyak warga Palestina.
21 November 2023
Serangan udara Israel menghantam Rumah Sakit al-Awda dan menewaskan tiga dokter, termasuk dua staf Médecins Sans Frontières (MSF), yakni Dr Mahmoud Abu Nujaila dan Dr Ahmad al-Sahar.
20 November 2023
Pasukan Israel mengepung Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya selama beberapa hari. Setelah pengepungan, pasukan meninggalkan rumah sakit dalam kondisi hancur, dengan jenazah hangus dan membusuk di dalamnya.
22 Januari 2024
Beberapa warga sipil tewas akibat serangan yang terjadi sekitar 150 meter dari gerbang Rumah Sakit Nasser di Khan Younis. Para pengungsi yang berlindung di kawasan itu mengalami penderitaan akibat pertempuran dan evakuasi paksa.
20 Maret 2024
Israel mengklaim telah menewaskan 90 orang dalam serangan ke Rumah Sakit al-Shifa. Warga yang selamat melaporkan adanya penahanan dan penyiksaan selama pengepungan. Hamas mengecam peristiwa ini sebagai “pembantaian berdarah” terhadap warga sipil, pasien, dan pengungsi.
31 Maret 2024
Serangan udara Israel menghantam halaman Rumah Sakit Al-Aqsa, menewaskan dan melukai banyak orang, termasuk pengungsi internal yang berlindung di sekitar ruang gawat darurat.
1 April 2024
Pengepungan 14 hari terhadap Rumah Sakit al-Shifa oleh pasukan Israel menyebabkan ratusan orang tewas, termasuk tenaga medis. Banyak staf rumah sakit dan warga sipil ditangkap secara massal.
14 Oktober 2024
Serangan udara Israel terhadap Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah menewaskan lima orang dan melukai 65 lainnya. Tenda-tenda pengungsi turut terbakar saat serangan terjadi pada malam hari.
28 Desember 2024
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Dr Hussam Abu Safia, ditangkap setelah menolak meninggalkan fasilitas medis tersebut. Sehari sebelumnya, militer Israel membunuh sekitar 20 warga Palestina dan menangkap sekitar 240 orang dalam salah satu operasi terbesar yang dilakukan di rumah sakit itu.
Sumber: Al Jazeera