IRAK (Jurnalislam.com) – Pasukan Irak telah merebut kembali sebagian besar wilayah Ramadi dari Islamic State (IS), namun para pejabat memperkirakan bahwa pembebasan kota tersebut akan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan, lansir Aljazeera, Kamis (24/12/2015).
Pertempuran sengit antara pasukan Irak – yang terdiri dari tentara, kelompok suku dan polisi setempat dengan IS berlanjut hingga hari Kamis, dua hari setelah operasi terbaru untuk merebut kembali kota Ramadi.
Intelijen Irak percaya bahwa hanya ada beberapa ratus pasukan IS yang tertinggal di dalam kota, tapi jebakan berisi bahan peledak yang mampu merusak kendaraan seberat 25 ton, telah memperlambat gerakan mereka.
Pada Kamis sore, sejumlah perangkat peledak improvisasi (IED) meledak di Jalan al-Dhubaat di selatan kota, menewaskan 10 tentara Irak dan melukai 16 lainnya, sumber-sumber militer mengatakan kepada Al Jazeera.
Sehari sebelumnya, para pejabat pemerintah dan militer Irak mengatakan mereka mengharapkan bahwa ibukota provinsi Anbar akan dibebaskan dalam waktu sekitar 72 jam, tapi target itu tampaknya tidak tercapai.
Reporter Al Jazeera Waleed Ibrahim, melaporkan dari Baghdad, mengatakan bahwa informasi yang disampaikan oleh para pemimpin militer dan politik telah berubah secara dramatis.
"Beberapa pemimpin mengatakan bahwa pembebasan seluruh kota akan memakan waktu 72 jam. Sekarang pemimpin tersebut mengatakan bahwa mereka masih bertempur dan pembebasan Ramadi akan memakan waktu yang lebih lama," katanya.
Wartawan kami mengatakan pasukan Irak melambat memasuki jantung kota akibat penembak jitu, IED dan jebakan.
Meskipun terdapat hambatan, namun pejabat Irak tetap yakin.
"Rencana kami adalah mengepung wilayah dan melancarkan serangan dari pusat," kata MP Irak Mohammed Al-Ugaili kepada Al Jazeera.
Deddy | Aljazeera | Jurnalislam