TEL AVIV (jurnalislam.com)— Seorang pejabat senior Amerika Serikat memperingatkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahwa ia akan menghadapi konsekuensi serius dari Presiden AS Donald Trump jika membiarkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas runtuh, sebagaimana dilaporkan Channel 12 Israel, Kamis (23/10/2025).
Dalam laporan tersebut, koresponden Axios yang berbicara dalam bahasa Ibrani menyebut bahwa pejabat AS itu mengatakan Netanyahu “sedang berjalan di atas tali yang sangat tipis dengan Presiden Trump. Jika ia mengacaukan kesepakatan ini, maka Trump akan mengacaukannya.”
Peringatan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Tel Aviv, menyusul langkah parlemen Israel (Knesset) yang memajukan dua rancangan undang-undang (RUU) terkait aneksasi sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Wakil Presiden AS, J.D. Vance, yang baru saja menyelesaikan kunjungan diplomatik ke Israel, disebut terkejut mengetahui bahwa Knesset memberikan persetujuan awal atas dua RUU aneksasi tersebut. Berbicara kepada wartawan di Bandara Ben-Gurion sebelum berangkat, Vance menilai langkah itu sebagai tindakan politik yang “sangat bodoh” dan “menyinggung.”
Menurut sumber Channel 12, Netanyahu telah diperingatkan beberapa hari sebelumnya tentang potensi reaksi keras dari Gedung Putih, namun tidak mengambil langkah untuk mencegah pemungutan suara tersebut.
Knesset tetap melanjutkan pembacaan awal dua RUU aneksasi itu, meski memerlukan tiga kali pembacaan tambahan sebelum dapat disahkan menjadi undang-undang.
Langkah ini dinilai bertentangan dengan pernyataan Presiden Trump bulan lalu yang menegaskan, “Saya tidak akan mengizinkan Israel mencaplok Tepi Barat.”
Pemungutan suara tersebut bertepatan dengan kunjungan Vance ke Israel, yang merupakan bagian dari upaya diplomatik Washington untuk mempertahankan gencatan senjata Gaza yang diberlakukan sejak 10 Oktober. (Bahry)
Sumber: TRT