JAKARTA (jurnalislam.com) – Acara kajian ilmiah bedah buku “Misteri Pasukan Panji Hitam” dihadiri oleh berbagai element masyarakat, mulai masyarakat umum, pelajar dan mahasiswa sampai para aparat pemerintah pun banyak yang hadir.
Acara bedah buku yang digelar untuk umum ini diadakan di Masjid Al Muhajirin Grogol pada tanggal 30 Maret 2014 hari ahad dengan menghadirkan tiga pembicara .
Pembicara pertama Ustadz Haris A.F (Amir JAT Imaroh Jakarta), pembicara kedua Ustadz Abdurrohim Ba’asyir (pengajar Ponpes Al Mukmin Ngruki Solo) , lalu pembicara ke tiga adalah ustd Abu Fatiah Al Adnani (penulis buku “Misteri Pasukan Panji Hitam “).
Sebagai pembicara pertama Ustadz Haris menyampaikan tausiyah bahwa Thoifah manshuroh adalah kelompok elitnya Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Thoifah Manshuroh adalah kelompok jihadis, sebagaimana perkataan Ibnu Taimiyah.
Aqidah Thoifah Manshuroh adalah aqidah Ahlus Sunnah Wal jama’ah yg bersifat washitiyah,baina ifroth wa tafrith.
Akhlak nya mulia sebagaimana firman Allah dalam QS.Al Maidah ayat 54, “Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui “.
Thoifah manshuroh adalah kelompok aktivis perjuangan Islam yang program kaderisasinya berjalan dgn baik.
Ustadz Haris Juga menyampaikan, “ Tetapi jika ada kelompok umat Islam sekalipun mereka para ulama besar hadits, yang tidak berjihad ketika jihad telah menjadi fardhu ‘ain adalah kelompok yang menelantarkan Dien Islam dan kaum muslimin maka kelompok ini disebut Thoifah Mukhodzilah bukan Thoifah Manshuroh “.
Beliau juga menyampaikan fakta sejarah , “ Pada tahun 699 H pasukan Mongol yang beragama Islam namun berhukum dengan hukum ilyasiq mereka bergerak menyerang kota Halb (syria), lalu pasukan Islam dari Mesir mundur sehingga tersisa hanya pasukan Islam dari Syam yang akan berjihad melawan pasukan Tartar. Nah inilah kelompok thoifah manshuroh (kelompok jihadis), “ pungkas Ustadz Haris.
Sebagai pembicara kedua Ustdz Abdurrohim Ba’asyir menjelaskan bahwa, “ agama yahudi terpecah menjadi 71 golongan,nasrani terpecah menjadi 72 golongan dan islam terpecah menjadi 73 golongan dimana 72 golongan masuk neraka dan 1 golongan masuk surga yakni golongan yang istiqomah mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah Saw”.
Beliau mengatakan , “Golongan ini disebut sebagai Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, mereka inilah golongan atau firqoh yg diselamatkan oleh Allah dari neraka. Golongan ini disebut firqotun najiah karena selalu menzhohirkan kebenaran, selalu eksis berjihad sampai hari kiamat. Tidak berubah keistiqomahannya dan kesabarannya, mereka selalu diatas keistiqomahannya maka dari situlah timbul nilai-nilai ujian yang akan mereka terima tapi mereka tetap seperti itu, “ tutur Ustadz Abdurrohim Ba’asyir.
Lalu sebagai pembicara terakhir Ustdaz Abu Fatiah Al Adnani menyampaikan kepada para jama’ah yang hadir bahwa, “Sejarah memiliki dua sisi, yaitu intristik dan ekstrinsik. Intristik yaitu informasi, berita, data yang bias terungkap dengan angka, nama, tempat dan peristwa. Ekstrinsik yaitu hikmah, pelajaran, sunnatullah, qawanin, tabiat dan karakter sejarah yang bisa dipelajari “.
Beliau juga mengatakan berkaitan dengan dua sisi sejarah dan korelasinya masing masing sisi tersebut intristik dan ekstirinsik maka akan dapat dilihat kenyataanya, “ Akan datangnya satu kelompok yang bernama pasukan panji hitam “Ashabu Rayatus Suud” yang akan muncul dari arah timur Khurasam. Ciri-ciri kelompok ini memiliki pakaian yang serba hitam, bendera mereka juga hitam. mereka melakukan cara berperang yang belum pernah dilakukan oleh orang-orang sebelum mereka. Rasullulah SAW memerintahkan kepada umatnya, jika menemukan kelompok tersebut maka hendaknya bergabung bersama mereka, karena dalam kelompok tersebut akan muncul Imam Mahdi khalifah yang dijanjikan “.
“Sebagai bagian peting untuk dijadikan sebagai dasar pijakan setiap kaum muslimin di saat mereka menghadapi fitnah. Kelompok tersebut mulai menampakkan diri ke permukaan setelah terjadinya perebutan kekuasaan di Saudi yang terjadi antara tiga orang, semua keturunan khalifah, namun tidak seorangpun dari mereka yang mampu menguasainya. Dalam kondisi kacau seperti itulah Ashabu Rayatis Suud ini muncul, dan Rasulullah memerintahkan mereka , membai’at(bergabunglah) kepada mereka meksi harus dengan merangkak di atas salju. Bahkan Rasulullah SAW Memerintahkan untuk membai’at mereka meski harus merangkak di atas salju “, pungkas Ustadz Abu Fatiah Al Adnani.
(ded412/yamani)