Meski Israel Gempur Gaza, Trump: Gencatan Senjata Tak Akan Terganggu

Meski Israel Gempur Gaza, Trump: Gencatan Senjata Tak Akan Terganggu

GAZA (jurnalislam.com)– Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa gencatan senjata di Gaza akan tetap bertahan meskipun terjadi serangan udara mematikan oleh Israel. Pernyataan ini disampaikan Trump pada Rabu (29/10/2025) di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.

“Tidak ada yang akan membahayakan gencatan senjata,” kata Trump kepada wartawan di pesawat kepresidenan 𝘈𝘪𝘳 𝘍𝘰𝘳𝘤𝘦 𝘖𝘯𝘦 saat melakukan kunjungan ke Asia.

Trump membela tindakan Israel yang melakukan serangan balasan terhadap Gaza setelah seorang tentara Israel dilaporkan tewas. “Mereka membunuh seorang tentara Israel. Jadi Israel membalas. Dan mereka harus membalas,” ujarnya.

Sementara itu, Hamas menghadapi tekanan internasional setelah mengembalikan sebagian jenazah seorang tawanan Israel pada Senin (27/10). Israel mengklaim tindakan tersebut melanggar kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku sejak 19 Oktober.

Menurut Hamas, jenazah yang dikembalikan merupakan bagian dari 28 jenazah tawanan yang disepakati untuk dikembalikan secara bertahap. Namun, hasil pemeriksaan forensik Israel menyebut bahwa jenazah itu sebenarnya adalah bagian dari tubuh seorang tawanan yang telah dipulangkan ke Israel dua tahun lalu.

Juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, menuduh Hamas melakukan manipulasi. “Hamas menggali lubang di tanah, menempatkan sebagian jenazah di dalamnya, lalu menyerahkannya kepada Palang Merah,” katanya kepada wartawan.

Menanggapi tuduhan tersebut, juru bicara Hamas Hazem Qassem membantah keras. Ia mengatakan bahwa kelompoknya tidak mengetahui lokasi seluruh jenazah tawanan yang hilang akibat gempuran Israel selama dua tahun terakhir.

“Gerakan ini bertekad menyerahkan jenazah para tawanan Israel sesegera mungkin setelah mereka ditemukan,” ujar Qassem kepada AFP.

Hamas menegaskan bahwa mereka telah memulangkan semua 20 tawanan Israel yang masih hidup sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata.

Di Gaza, sebagian warga mulai khawatir perang akan kembali pecah. Abdul-Hayy al-Hajj Ahmed (60) mengatakan kepada AFP bahwa tekanan terhadap Hamas dapat menjadi alasan bagi Israel untuk memulai serangan baru.

“Saat ini mereka menuduh Hamas mengulur waktu, dan itu bisa menjadi dalih untuk eskalasi baru,” katanya. “Kami hanya ingin beristirahat, tapi saya yakin perang akan kembali.” pungkasnya. (Bahry)

Sumber: TNA

Bagikan