Setelah 90 Serangan Udara di Suriah, Netanyahu Umumkan Gencatan Senjata

Setelah 90 Serangan Udara di Suriah, Netanyahu Umumkan Gencatan Senjata

DAMASKUS (jurnalislam.com)— Para diplomat Barat dilaporkan berada hanya beberapa meter dari kompleks Kementerian Pertahanan Suriah saat serangan udara besar-besaran Israel mengguncang ibu kota Damaskus pada Rabu (16/7/2025). Informasi ini diungkap oleh dua sumber yang mengetahui insiden tersebut serta sejumlah saksi mata yang berbicara kepada kantor berita Reuters.

Para diplomat yang tengah melintas dengan kendaraan lapis baja dilaporkan tetap melanjutkan perjalanan mereka setelah beberapa rudal menghantam area sekitar Kementerian Pertahanan. Identitas serta jumlah diplomat tidak diungkapkan demi alasan keamanan.

Di tengah meningkatnya ketegangan, kantor berita Anadolu asal Turki pada Kamis (17/7) melaporkan bahwa Ankara memainkan peran penting dalam menengahi gencatan senjata di wilayah Sweida pada hari yang sama. Menurut sumber keamanan Turki, pihak intelijen negara tersebut mengadakan pembicaraan intensif dengan para pejabat dari Amerika Serikat, Suriah, dan Israel guna meredakan situasi. Kepala intelijen Turki disebut aktif terlibat dalam proses diplomasi tersebut.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merilis pernyataan resmi melalui sebuah video pada Kamis, menjelaskan tujuan dan dampak serangan Israel terhadap Suriah. Ia menyatakan bahwa Damaskus telah melanggar dua “garis merah” Israel: yakni pemerintah Suriah mengirim pasukan ke zona demiliterisasi selatan Damaskus dan menyerang warga Druze di wilayah Pegunungan Druze.

“Kami memiliki kebijakan yang jelas: demiliterisasi wilayah selatan Damaskus dari Dataran Tinggi Golan hingga Pegunungan Druze serta perlindungan atas saudara-saudara kami dari kaum Druze,” ujar Netanyahu.

“Karena rezim Damaskus melanggar itu, saya menginstruksikan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk merespons dengan tegas. Angkatan Udara kami menghantam regu-regu pembunuh dan kendaraan lapis baja mereka. Saya juga memerintahkan serangan langsung ke Damaskus termasuk Kementerian Pertahanan.”

Netanyahu menambahkan bahwa gencatan senjata berhasil dicapai usai serangan besar-besaran tersebut, menyebutnya sebagai “perdamaian melalui kekuatan.”

Selain menghantam Kementerian Pertahanan, IDF juga dilaporkan menargetkan pintu masuk utama kompleks militer Suriah di Damaskus. Media Suriah menyebut dua serangan tambahan menyasar bangunan strategis di sekitar Lapangan Umayyah, yang diketahui sebagai pusat penting militer Suriah. Sebuah saluran televisi setempat menggambarkan serangan itu menciptakan “cincin api” di sekitar markas militer.

Laporan juga muncul terkait serangan di area belakang Istana Rakyat, kediaman resmi Presiden Suriah, Ahmad al-Sharaa.

Menurut pernyataan militer Israel, sekitar 90 serangan udara dilancarkan di berbagai wilayah Suriah. Lebih dari 100 rudal dan bom dijatuhkan oleh jet tempur dan drone, menyasar kendaraan tempur, tank, dan kendaraan lapis baja milik rezim Suriah. Penilaian awal menyebutkan bahwa pusat komando utama militer Suriah mengalami kerusakan besar dan kemungkinan hancur total.

Sebagai catatan, wilayah Sweida dan Dataran Tinggi Golan secara hukum internasional merupakan bagian sah dari wilayah kedaulatan Suriah. Sweida terletak di selatan Suriah dan dikenal sebagai wilayah mayoritas Druze yang relatif stabil selama konflik. Sementara itu, Dataran Tinggi Golan diduduki oleh Israel sejak Perang Enam Hari tahun 1967 dan dianeksasi secara sepihak pada 1981 langkah yang tidak diakui oleh mayoritas komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa. Klaim Israel atas wilayah ini tetap menjadi sumber ketegangan dalam hubungan regional. (Bahry)

Sumber: ynetnews

Bagikan