JAKARTA(Jurnalislam.com)— Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) M. Fuad Nasar meyakini ajang Musabaqah Hafalan Al-Qur’an dan Al-Hadits (MHQH) Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su’ud mempunyai potensi memunculkan hafiz dan hafizah baru.
“Al-Qur’an adalah kitab umat Islam yang universial. Maksudnya adalah siapa pun dari kalangan umat Islam bisa menghafal Al-Qur’an, tidak harus lulusan pesantren, bahkan lulusan dari sekolah umum banyak yang menghafal Al-Qur’an,” ujar Fuad di Jakarta, Selasa (22/3/2022).
Menurut Fuad, Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar dari Allah Swt untuk Nabi Muhammad Saw yang mudah untuk dihafal. “Tidak mesti harus lulusan pesantren asalkan dia punya niat dan kemauan pasti bisa menghafal Al-Qur’an. Ini adalah janji Allah Swt yang tercantum dalam Surah Al-Qomar,” tuturnya.
Fuad mengatakan, perhelatan MHQH Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su’ud yang digelar rutin setiap tahun merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi masyarakat Muslim Indonesia untuk pengembangan para penghafal Al-Qur’an.
“Ajang ini sangat berarti bagi Muslim Indonesia untuk pengembangan hafalan Al-Qur’an, pembinaan ketakwaan, termasuk meningkatkan kualitas kehidupan umat beragama,” katanya.
Fuad berpesan kepada para penghafal untuk tetap berkhidmat kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sebab, menurutnya, pengkhidmatan kepada Al-Qur’an merupakan salah satu bentuk memuliakan dan rasa syukur terhadap kitab umat Islam ini.
“Berkhidmat kepada Al-Qur’an merupakan salah satu bentuk memuliakan dan mengungkapkan rasa syukur karena umat Islam memiliki kitab suci yang terjamin keotentikannya sepanjang zaman. Al-Qur’an yang sekarang ada, tidak ada perbedaan sedikit pun dengan Al-Qur’an di zaman Nabi Muhammad Saw maupun zaman-zaman setelahnya,” tambahnya.
Fuad menambahkan, di zaman semakin canggih seperti saat ini banyak bermunculan metode-metode menghafal Al-Qur’an. Untuk itu, dia juga berpesan agar para penghafal menyesuaikan dengan zaman, sebab Al-Qur’an tidak hanya dihafal, tetapi juga dijaga hafalannya.
“Menghafal Al-Qur’an dari masa ke masa terus mengalami perkembangan sesuai dengan penemuan para ahli di bidang tahfizul Qur’an. Apalagi sekarang era digital diharapkan para penghafal Al-Qur’an bisa memaksimalkan metode-metode baru untuk menjaga hafalan mereka. Menjaga artinya mereka harus menjaga diri, perilaku, akhlak, dan jalan hidup yang diridai Allah Swt,” pungkasnya.