RIAU(Jurnalislam.com)—(08/11/2021) Berdasarkan data yang diakses melalui Geoportal BNPB (per-16 Oktober 2021), terdapat 349 jembatan yang rusak. Akibat total bencana yang terjadi sebanyak 2.046. Dengan mempertimbangkan bencana yang biasanya merusak jembatan adalah gempa bumi (23), banjir (853), longsor (376), abrasi (22), dan puting beliung (516), maka sebanyak 1.790 bencana terindikasi mengakibatkan 349 jembatan rusak.
Sedangkan sepanjang lima tahun terakhir (2017-2021) ada 1693 jembatan yang rusak akibat bencana alam yang totalnya mencapai 14.196 (pengecualian bencana erupsi, kekeringan, dan karhutla). Artinya dalam lima tahun terakhir diduga sebanyak 339 jembatan pasti rusak akibat dari 2.839 bencana yang terjadi. Dengan demikian setiap 8 bencana alam yang terjadi, maka akan merusak satu jembatan penghubung.
Jika membandingkan dengan total provinsi di Indonesia sebanyak 34. Maka setiap provinsi yang terkena musibah bencana alam diduga terdapat 10 jembatan yang rusak.
Kemudian menurut data yang dihimpul Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam dua tahun terakhir (2019-2020), sebanyak 665 jembatan dalam kondisi putus dan rusak berat. Artinya dalam dua tahun terakhir setiap satu provinsi memiliki 19 atau 20 jembatan dalam kondisi putus dan rusak berat.
Adanya jembatan atau jalan raya juga memiliki fungsi sebagai penghubung; menjadi akses untuk Pendidikan, pelayanan Kesehatan masyarakat, medorong pertumbuhan ekonomi, keamanan sebuah bangsa dapat lebih merata; pertukaran budaya antar daerah dan mempercepat aktivitas masyarakat di wilayahnya. Singkatnya Jembatan layaknya jalan adalah nadi penghubung kehidupan.
Melihat fakta tersebut Disaster Management Center ( DMC ) Dompet Dhuafa mengajak untuk mensukseskan perbaikan jembatan di seluruh indonesia. Satu di antaranya yakni jembatan penghubung Dusun Pebidayan dengan Dusun Tualang di Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu.
Jembatan ini merupakan nyawa kehidupan masyarakat Dusun Pebidayan dan Dusun Tualang. Karena ini merupakan jembatan utama akses penghubung yang digunakan masyarakat sehari-hari. Entah itu untuk keperluan ekonomi maupun pendidikan.
“Parahnya sebagian ini tiang dan papan, serta kabel samping sudah (tidak layak dan :red) pasti jatuh,”terang Anto selaku masyarakat setempat.
“Kondisinya sudah tidak layak. Dulu ada yang jatuh. Bukan hanya anak sekolah yang jatuh, yang dewasa juga pernah jatuh,”sambuhnya.
Adapun jembatan yang berumur tujuh (7) tahun ini sempat direnovasi, namun dalam skala kecil melalui swadaya masyarakat. Hingga sekarang belum ada lagi perbaikan untuk jembatan penghubung tersebut.
“Sampai saat ini belum ada renovasi tiang-tiang sudah hancur dan besi sudah dimakan usia,”terang Adang Saputra lainnya.
Mayoritas mata pencaharian masyarakat setempat merupakan pemanen pohon karet dan buah-buahan. Sehingga sangat krusial bagi kelangsungan ekonomi warga setempat.“Harapan kami dan masyarakat semua untuk memperbaiki atau merenovasi jembatan ini. Karena jembatan ini sangat vital untuk kelangsungan kehidupan masyarakat terutama mengeluarkan hasil-hasil (ekonomi) dari Dusun Pebidayan dan Dusun Tualang,”tambah Adang Saputra.
Jembatan menjadi penghubung kehidupan, fungsinya yang sangat kritikal dalam pemenuhan dasar masyarakat menjadikan kehadiran jembatan menjadi sangat penting. Jembatan memberikan akses untuk Pendidikan, Kesehatan dan ekonomi. Namun, seperti yang sudah dijelaskan di atas, masih banyak wilayah yang memiliki jembatan yang tidak layak atau bahkan hancur karena bencana.
“DMC Dompet Dhuafa melalui program Jembatan untuk Kehidupan, membangung jembatan sebagai urat nadi kehidupan di banyak tempat di Indonesia. DMC Dompet Dhuafa mengajak masyarakat untuk turut serta dalam perbaikan jembatan penghubung masyarakat pelosok melalui program Jembatan untuk Kehidupan,”pungkas Haryo Mojopahit selaku Chief Executive of DMC Dompet Dhuafa.
Adapun masyarakat bisa turut serta membantu masyarakat memiliki jembatan penghubung yang layak di tautan https://donasi.dompetdhuafa.org/jembatankehidupan/ . Berikan keselamatan dan rasa aman bagi warga Dusun Pebidayan dan Dusun Tualang untuk melanjutkan kelangsungan hidup dan pendidikan masyarakat setempat.