INDIA (Jurnalislam.com) – Saat Muslim dunia bersiap untuk merayakan Idul Adha tahun ini, siswa dan guru Muslim India kemungkinan dipaksa untuk tinggal di sekolah setelah pihak berwenang di negara bagian India utara Rajasthan meminta sekolah dan perguruan tinggi untuk tidak menyatakan hari tersebut sebagai hari libur umum.
"Ini merupakan peraturan yang inkonstitusional dan sangat fasis," Profesor Salim, Direksi the Forum for Democracy and Communal Harmony mengatakan kepada Ary News pada Senin 14 September 2015.
Ia berpendapat bahwa langkah pemerintah tersebut adalah usaha 'saffronization' di sekolah yang jelas, istilah yang digunakan oleh para kritikus untuk menggambarkan gerakan pro-Hindu.
Aturan kontroversial tersebut muncul saat pemerintah di Rajasthan memerintahkan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi untuk mempersiapkan kamp donor darah pada tanggal 25 September, untuk menandai peringatan kelahiran Deen Dayal Upadhyaya, tokoh Bharatiya Janata Party (BJP) yang berkuasa dan mentor ideologis mereka, kelompok Hindu Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS).
Keputusan itu dikeluarkan untuk membatalkan hari raya Muslim karena bertepatan dengan Idul Adha.
Peraturan tersebut menimbulkan kemarahan kelompok-kelompok Muslim, yang mengancam untuk pergi ke pengadilan menuntut upaya pembatalan hari raya.
Menanggapi kemarahan yang meningkat, pemerintah mengumumkan bahwa guru Muslim akan diizinkan untuk mengambil cuti pada hari itu jika mereka ingin, namun keputusan tersebut belum tertulis di atas kertas dan disahkan oleh pemerintah.
Keputusan kontroversial itu terjadi beberapa hari setelah berlakunya larangan daging sapi di India selama Idul Adha.
Sebagian besar negara-negara yang diperintah BJP memberlakukan hukum yang ketat terhadap penyembelihan sapi. Beberapa negara mengizinkan penyembelihan ternak dengan pembatasan, sementara banyak negara lain benar-benar melarang penyembelihan.
Idul Adha, atau "Hari Raya Kurban", adalah salah satu dari dua perayaan Islam yang paling penting, bersama-sama dengan Idul Fitri.
Setelah sholat Idul Adha, Muslim melakukan udhiyah, ibadah yang mengingatkan tindakan besar Nabi Ibrahim dan putranya Ismail (semoga keselamatan dan berkah Allah atas mereka) yang bersedia berkorban untuk menunjukkan ketaatan kepada Allah.
Perayaan dan kegembiraan Idul Adha kemudian diikuti dengan kunjungan ke rumah teman-teman dan kerabat.
Secara tradisional, setiap orang memakai baju baru untuk Idul Fitri, dan anak-anak menantikan hadiah dan ediya tradisional `(cash).
Idul Adha menandai berakhirnya ibadah haji tahunan.
Sebagai salah satu dari lima rukun Islam, ibadah haji terdiri dari beberapa tata cara, yang melambangkan konsep penting dari iman Islam, dan untuk memperingati cobaan yang dijalani Nabi Ibrahim AS dan keluarganya.
Setiap Muslim dewasa berbadan sehat – yang secara finansial mampu melakukan perjalanan – harus melakukan haji sekali dalam seumur hidup mereka.
Deddy | OnIslam | Jurniscom