JENEWA (Jurnalislam.com) – Seorang juru bicara oposisi Komite Negosiasi Tinggi Suriah (High Negotiations Committee-HNC), Salim al-Muslat, membantah sebuah laporan pada hari Sabtu (15/04/2016) bahwa utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, telah mengusulkan penunjukan tiga tokoh oposisi Suriah sebagai "wakil" bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad selama masa masa transisi.
Berbicara kepada Anadolu Agency, Sabtu, al-Muslat mengatakan bahwa pertemuan Jumat antara delegasi oposisi dan de Mistura tidak menyertakan proposal tersebut. Pertemuan terjadi untuk menegaskan bahwa laporan di media untuk efek ini tidak akurat.
"Dalam pembicaraan tentang dewan penguasa transisi (untuk Suriah), oposisi tidak – dan tidak akan pernh – menyetujui apa pun peran Assad di masa depan negara," kata al-Muslat, menambahkan bahwa hal yang sama diterapkan pada tokoh-tokoh rezim yang telah melakukan kejahatan terhadap rakyat Suriah.
Sebuah putaran perundingan damai baru dimulai di Jenewa pada Rabu, namun de Mistura masih tidak dapat memberikan tanggal bagi pertemuan tatap muka antara perakilan oposisi moderat dan rezim Damaskus.
Perwakilan rezim bergabung dengan pembicaraan pada hari Jumat, dua hari setelah pemilihan parlemen dilakukan di wilayah yang dikuasai rezim di negara yang dilanda perang tersebut.
Pada pembicaraan putaran sebelumnya bulan lalu di Jenewa, de Mistura menyajikan prinsip dasar solusi politik untuk mengatasi krisis ke hadapan perwakilan rezim dan oposisi.
Menurut utusan PBB, tidak ada pihak yang langsung menolak dokumen tersebut.
Suriah telah terkunci dalam perang global sejak awal 2011, ketika rezim Syiah Nushairiyah Assad menumpas para pengunjuk rasa – yang pecah sebagai bagian dari gerakan "Arab Spring" – dengan kebrutalan militer tak terduga.
Sejak itu, lebih dari 250.000 orang telah tewas di Suriah menurut laporan PBB, sedangkan menurut perhitungan LSM lokal 450.000 orang lebih yang terbunuh dan lebih dari 10 juta menjadi pengungsi.
Deddy | Anadolu Agency | Jurnalislam