Israel Gunakan Taktik “Hasutan” untuk Legitimasi Kekejamannya pada Warga Palestina

PALESTINA (Jurnalislam.com) – Tuduhan hasutan untuk melakukan kekerasan adalah taktik yang umum digunakan oleh pasukan zionis yahudi  Israel untuk melegitimasi perlakuan kejam mereka terhadap warga Palestina, World Bulletin melaporkan, Sabtu (09/04/2016).

Menurut Kementerian Luar Negeri zionis, memberi nama jalan-jalan dengan tokoh dan pejuang Palestina dianggap "menghasut kekerasan terhadap Israel."

Musisi, aktor dan peristiwa yang merayakan prestasi perlawanan dan budaya Palestina juga dianggap "hasutan untuk melakukan kekerasan" oleh Israel.

Sejak Oktober, lebih dari 200 warga Palestina – termasuk wartawan – telah ditahan dengan alasan melakukan penghasutan, menurut komite tahanan Otoritas Palestina.

The Palestinian Journalists Syndicate juga mengatakan bahwa pemerintah penjajah Israel menutup lima organisasi media Palestina selama beberapa bulan terakhir dengan dalih hasutan.

Nasser Abu Baker, ketua PJS, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa Israel berencana membungkam media Palestina.

Pemerintah penjajah Israel mengumumkan pada bulan November bahwa mereka akan menutup semua organisasi media yang menyiarkan materi kekerasan Israel. Segera setelah pengumuman tersebut, tiga stasiun radio Palestina di kota Hebron ditutup.

"Mereka menutup Dream, Al-Huriyya dan stasiun radio Al-Khalil," Talb al-Jabari, direktur jenderal Radio Dream, mengatakan pada Anadolu Agency. "Mereka menutup stasiun dengan dalih bahwa mereka menyebarluaskan kekerasan Israel." Pemerintah Israel berdalih siaran agresi Israel terhadap Palestina sebagai hasutan.

Pada tanggal 10 Maret, kabinet zionis mengeluarkan perintah yang ditujukan untuk mengintensifkan tindakan keras terhadap media Palestina.

Dalam waktu 24 jam, tentara Israel dan Badan Intelijen Shin Bet menyerang kantor Palestine Today TV, menyita peralatan mereka dan memerintahkan kantor tersebut ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut. Direktur Palestine Today TV juga ditahan.

Sedikitnya 13 wartawan Palestina telah ditangkap dalam beberapa bulan terakhir, termasuk Mohammed al-Qeeq, yang melakukan mogok makan selama 94 hari karena memprotes penahanannya.

Pada bulan Maret, penjajah Israel mengumumkan pembentukan unit tentara yang bertugas memantau media sosial. Sedikitnya 150 warga Palestina telah ditangkap karena posting anti-Israel di Facebook sejak Oktober.

Sedangkan Menteri Kehakiman zionis  Ayelet Shaked, yang menyerukan pembantaian ibu Palestina yang melahirkan "ular kecil" di Facebook, tidak dihukum.

Deddy | World Bulletin | Jurnalislam

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses