Tutupi Pemberitaan Eksekusi Mumtaz Qadri, Kantor-kantor Media Pakistan Diserang Massa

PAKISTAN (Jurnalislam.com) – Para pengunjuk rasa pada hari Jumat (04/03/2016) menyerang kantor beberapa surat kabar Pakistan dan saluran televisi untuk memprotes kegagalan media meliput pemakaman mantan komando polisi yang dihukum mati awal pekan ini karena membunuh gubernur Punjab, Anadolu Agency melaporkan, Ahad (06/03/2016).

Pada tahun 2011, Malik Mumtaz Hussain Qadri, seorang anggota pasukan polisi elit, menembak Salman Taseer seorang politisi liberal, gubernur provinsi Punjab di timur laut Pakistan saat itu, di ibukota Islamabad. 

Qadri menembak Taseer 28 kali setelah Tasser melindungi seorang penghujat Nabi Muhammad Saw.

Pada hari Selasa (01/03/2016), Qadri dieksekusi di sebuah penjara dengan keamanan tinggi, eksekusi tersebut memicu protes di seluruh negeri, sehingga pemakamannya di Rawalpindi dihadiri oleh sekitar 500.000 orang lebih.

Qadri dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan anti-teror pada bulan Oktober 2011. Menyusul upaya mengajukan banding yang ditolak oleh pengadilan yang lebih tinggi pada tahun 2015.

Kebanyakan media Pakistan, terutama saluran televise lokal mengabaikan siaran pemakaman Qadri dan protes masyarakat yang terkait peristiwa tersebut, namun diliput dari dekat oleh media internasional.

Kurangnya liputan lokal dilaporkan karena perintah yang dikeluarkan oleh otoritas pengawas media Pakistan, yang meyakini bahwa liputan pemakaman bisa memicu kekerasan.

Massa yang marah pada hari Jumat menyerang kantor Aaj TV dan Abb Takk TV di Karachi dan Faisalabad, sementara wartawan di Press Club of Hyderabad dipukuli dan kendaraan yang diparkir di luar dihancurkan.

Di Lahore, juga, massa bersenjata tongkat menyerang wartawan – melukai beberapa dari mereka – sementara kendaraan satelit milik Express dan Dunya TV hancur.

Uni Federal Jurnalis Pakistan (Pakistan’s Federal Union of Journalists-PFUJ), sebuah kelompok payung dari beberapa organisasi media, mengutuk serangan di hari Jumat tersebut, dengan alasan bahwa wartawan tidak bisa disalahkan untuk "sensor" Negara.

Setelah Perdana Menteri Nawaz Sharif memerintahkan tindakan tegas akan diambil terhadap penyerang, polisi dikerahkan di luar klub pers dan kantor-kantor surat kabar dan saluran televisi di seluruh negeri.

Pakistan adalah salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi wartawan. Sejak tahun 2000, sekitar 100 wartawan telah tewas – banyak dari mereka dibunuh di provinsi Baluchistan, di mana pemberontak separatis mengkritik liputan konflik media.

Penghujatan adalah masalah yang sangat sensitif di Pakistan, di mana dalam beberapa tahun terakhir banyak dari mereka yang dituduh melakukan pelanggaran tersebut telah digantung oleh massa yang marah – baik Muslim maupun non-Muslim.

Kelompok-kelompok HAM mengatakan hukuman bagi penghujat harus di hapus, dengan alasan  karena mereka mengatakan hukum itu sering dimanfaatkan untuk menargetkan kelompok tertentu.

Namun para pendukung hukum mengatakan perlu untuk mencegah orang melaksanakan eksekusi hukum dengan tangan mereka sendiri.

Pada tahun 2014, beberapa orang Kristen secara terbuka digantung oleh massa di Lahore karena telah membuat komentar menghina Nabi Muhammad Saw.

Saat ini, hampir 600 kasus dugaan penghujatan tertunda dalam sistem pengadilan Pakistan.

 

Deddy | Anadolu Agency | Jurnalislam

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses