Syeikh Al Jaulani: Gencatan Senjata adalah Langkah Awal Penyerahan Diri pada Musuh

SURIAH (Jurnalislam.com) – Syeikh Abu Muhammad al Jaulani, Amir Jabhah Nusrah, cabang resmi Al Qaeda di Suriah, telah berulang kali mengecam gencatan senjata oposisi moderat dengan pemerintah rezim Assad atas kesepakatan Washington dan Moskow, lansir The Long War Journal, Selasa (23/02/2016).

Kecaman tersebut disampaikan dihadapan para mujahidin ketika 2 faksi jihad wilayah Damaskus – Anshar al Syariah dan Al Muntasir Billah – bergabung ke Jabhah Nusrah. Dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada bulan Desember, misalnya, ia mengatakan gencatan senjata adalah "langkah pertama menuju penyerahan diri," karena gencatan senjata hanya menguntungkan rezim padahal mujahidin masih memiliki kemampuan untuk melawan.

Syeikh Jaulani mengatakan bahwa maujahidin masih mencapai kemenangan dan membuat keuntungan yang signifikan, sehingga tidak harus berkompromi dengan rezim Assad dan sekutunya. Dia secara khusus menolak gencatan senjata yang telah disepakati dalam wilayah Al Ghouta di pinggiran Damaskus.

Salah satu wartawan yang menghadiri konferensi pers kecil Syeikh Jaulani bertanya kepadanya mengapa Jabhah Nusrah pernah bersedia mematuhi gencatan senjata di tempat lain, seperti di kota yang didominasi mayoritas Syiah Al Fua di provinsi Idlib barat laut. Syeikh Jaulani menjawab dengan mengatakan ia tidak akan terlibat dalam diskusi jika gencatan senjata tersebut tidak dapat diterima dalam aturan Syariat Islam, Syeikh Jaulani mengatakan ada perbedaan gencatan senjata tersebut. Dia secara khusus menyebut Zabadani di barat daya Suriah, dekat perbatasan dengan Lebanon. Warga muslim Sunni telah dikepung oleh pasukan Syiah Nushairiyah di Zabadani yang siap dibantai. Dan sekutu Jabhah Nusrah, Ahrar al Sham, membantu merundingkan gencatan senjata sementara di Zabadani yang terkait dengan pertempuran di Al Fua dan tempat lain.

Pada Oktober 2015, Jabhah Nusrah, Ahrar al Sham dan kelompok ketiga, Ajnad al Sham, menciptakan ruang operasi militer bersama bernama Jund al Malahim (Tentara Epos) untuk menggabungkan upaya militer mereka di pedesaan Damaskus.

Afiliasi Al Qaeda Suriah ini telah menerima loyalitas dari sejumlah faksi jihad sejak akhir tahun lalu. Di bulan September dan Oktober 2015, faksi faksi jihad di bawah ini semuanya telah  resmi bergabung dengan Jabhah Nusrah: Jaish al Muhajirin wal Ansar (JMWA, atau "Tentara Muhajirin dan Anshar"), Katibat al Tawhid wal Jihad (sebuah faksi jihad yang didominasi Uzbek), dan Crimean Jamaat (terutama terdiri dari Krimea Tartar dan mujahidin berbahasa Rusia lainnya).

Deddy | TLWJ | Jurnalislam

 

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses