YAMAN (Jurnalislam.com) – Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) mengambil alih Azan, sebuah kota di provinsi Shabwa tenggara Yaman, awal pekan ini. Jihadis dilaporkan tidak menghadapi perlawanan berarti karena mereka menetap di sana.
Seperti yang dilansir The Long War Journal, Rabu (03/02/2016), mengutip warga setempat, Xinhua melaporkan bahwa “banyak pos-pos pemeriksaan didirikan di Azan dan mujahidin al Qaeda membagikan selebaran meminta masyarakat untuk mematuhi ajaran Islam.”
Azan, dengan perkiraan populasi 50.000 penduduk, adalah area terbaru yang jatuh ke AQAP setelah melancarkan serangan baru tahun lalu.
Pada awal April 2015, AQAP merebut Mukallah, ibukota provinsi timur Yaman Hadhramaut. Selain itu, para jihadis menyerbu Zinjibar, ibukota provinsi Abyan, dan kota terdekat dari Jaar pada bulan Desember. AQAP mengontrol kota-kota lain dan desa-desa di selatan juga, sambil secara teratur meluncurkan operasi di bagian lain negara.
AQAP pertama merebut Azan setelah pemberontakan Arab 2011 mengguncang pemerintah Yaman. Namun, para jihadis kehilangan kendali kota pada bulan Juni 2012.
Loyalis pemerintah dan AQAP berperang satu sama lain di Azan berulang kali selama dua tahun setelah itu.
Pemberontak Syiah Houthi menggulingkan pemerintah Yaman pada akhir 2014 dan awal 2015. AQAP melakukan ratusan serangan terhadap Syiah Houthi sejak itu, dan telah menggunakan perang yang melibatkan banyak pihak tersebut untuk menguasai wilayah lawan.
AQAP juga telah memanfaatkan serangan yang dipimpin Saudi, yang gagal mengusir Houthi.
Saat mujahidin menguat sepanjang tahun 2015, aggressor Amerika Serikat membunuh beberapa tokoh AQAP melalui serangan udara. Di antara mereka yang gugur adalah amir AQAP, Syeikh Nasir al Wuhayshi, yang juga menjabat sebagai pejabat di tandzim jihad global Al Qaeda.
Namun, serangan pesawat tak berawak AS tidak menghentikan perang gerilya Al Qaeda di Yaman. Dan AQAP dengan cepat memperkenalkan para Amir baru untuk menjadi figur organisasi di depan publik.
Ketika AQAP pertama merebut wilayah pada tahun 2011 dan 2012, AQAP menciptakan nama baru untuk memasarkan perjuangan pemerintahan Islam: Anshar al Syariah.
Amir AQAP secara konsisten berpendapat bahwa hukum syariah harus secara bertahap diimplementasikan, karena rakyat Muslim belum terbiasa dengan cara jihadis. Dan al Qaeda tidak biasa menyebarkan gambar grafis ke hadapan publik tentang hukuman yang diberikan mujahidin pada orang yang menerima hukuman.
AQAP menerapkan tata kelola syariah setidaknya dalam beberapa daerah di Yaman yang berada di bawah kendalinya.
Pada tanggal 23 Januari, feed Twitter lembaga berita Al Ather mulai menerbitkan foto dan video Anshar al Syariah melakukan layanan sosial kepada masyarakat. (Beberapa gambar dari Al Ather tersebut dapat dilihat di akhir artikel ini.) Foto-foto pertama menunjukkan keranjang makanan yang dibagikan ke “rakyat miskin” di Mukallah, kota pelabuhan yang dikendalikan AQAP sejak tahun lalu.
Satu set gambar kedua di-tweeted pada 26 Januari mendokumentasikan sebuah proyek untuk meningkatkan akses listrik bagi warga, awak pekerja memperbaiki jalanan, dan truk sampah mengangkut sampah di provinsi Hadramout. Rangkaian gambar terpisah menampilkan paket yang diduga berisi narkotika yang diambil dari warga di provinsi Abyan.
Dua foto tweeted pada 27 Januari tersebut menjadi jawaban bagi pembaca, dengan keterangan yang tercantum, bahwa kehidupan di kota Zinjibar telah kembali “normal” sekarang karena berada di bawah kontrol Anshar al Syariah.
Beberapa gambar tambahan dirilis pada 28 Januari menunjukkan “bahan kimia beracun” disita di “Waqar,” yang oleh AQAP disebut kota Jaar.
Kantor berita Al Ather menyebut Anshar al Syariah menghancurkan sebuah kuil atau makam “politeistik”, serta “pelayanan medis” yang mereka sediakan dalam gambar berikutnya yang dirilis dari Hadramout.
Konsisten dengan pendekatan AQAP (dan Anshar al Syariah) untuk menegakkan syariah secara bertahap pada masyarakat awam.
Pada 1 Februari Al Ather mendokumentasikan “perajaman” Muslim yang melakukan “perzinahan.” Hukuman rajam juga pelaku yang dirajam tidak dipublikasi. Sebaliknya, eksekusi difoto dari jarak tertentu, al Qaeda ingin agar Muslim (termasuk kerumunan besar yang menghadiri eksekusi) agar mengetahui bahwa AQAP menegakan hukuman syariah, tapi tidak mempublikasikan hasil hukuman mati tersebut di media.
AQAP telah lama didokumentasikan perang jihad melawan pemberontak Syiah Houthi dan lain-lain. Anshar al Syariah telah mempertahankan akun media sosial yang bertanggung jawab untuk melaporkan operasi militer AQAP terhadap Syiah Houthi dan lain-lain. Kantor berita Al Ather adalah bagian dari perjuangan al Qaeda untuk mempublikasi kegiatan Ansar al Syariah lainnya, termasuk untuk mengajak lebih banyak rakyat Yaman untuk bergabung.
Al Ather juga memberikan jawaban atas tuduhan Islamic State (IS) bahwa al Qaeda tidak menerapkan syariah di daerah yang berada di bawah kendalinya.
Foto di bawah ini menunjukkan rajam Ansar al Syariah untuk seorang Muslim yang diduga melakukan perzinahan, meskipun pelaku zina tidak diperlihatkan.
Deddy | TLWJ | Jurnalislam