Lagi, Milisi Kristen Anti-Balaka Serang Pemuda Muslim di Afrika Tengah

AFRIKA TENGAH (Jurnalislam.com) – Dalam gelombang pertumpahan darah sektarian baru di Republik Afrika Tengah (CAR), sedikitnya sepuluh orang tewas pada hari Jumat (21/08/2015) dalam pertempuran antara Kristen dan Muslim di wilayah timur-tengah negara itu, sumber-sumber lokal mengatakan kepada Anadolu Agency.

Pertempuran pertama meletus pada hari Kamis di kota Bambari di Sungai Ouaka setelah seorang pria muda Muslim dilaporkan dipukuli sampai mati oleh anggota milisi anti-Balaka yang didominasi Kristen.

Sebagai pembalasan atas kematian pemuda itu, warga Muslim dilaporkan menyerang balik, menurut seorang pejabat kemanusiaan lokal yang bersikeras meminta anonimitas karena takut akan keselamatannya.

Pada hari Jumat, setidaknya sepuluh orang dilaporkan telah tewas dan beberapa lainnya terluka dalam bentrokan agama yang berkembang luas.

Pada hari yang sama, warga Bambari turun ke jalan untuk memprotes kekerasan, beberapa di antaranya mengkritik pasukan penjaga perdamaian PBB yang jelas dikerahkan sangat lambat di negara Afrika Tengah yang bermasalah tersebut.

"Kami tidak memahami apa yang dilakukan penjaga perdamaian di negeri ini," kata seorang warga kota, yang juga berbicara dengan syarat anonim.

"Para pemuda dibantai sementara pasukan MINUSCA hanya memandang," tambahnya, mengacu pada Misi Stabilisasi PBB di Republik Afrika Tengah, atau MINUSCA.

Sebuah organisasi Muslim lokal juga mengeluh karena tidak dapat mengendalikan elemen yang lebih militan di masyarakat.

"Mereka masih muda dan kami tidak bisa mengendalikan mereka," Oumar Tidjiani, penasihat hukum untuk Asosiasi Pemuda Muslim, sebuah LSM lokal, mengatakan, mengacu pada beberapa Muslim lokal yang terlibat dalam kekerasan itu.

"Kami sebuah komunitas Islam," tambahnya. "Peran kami adalah memastikan perdamaian."

CAR jatuh ke konflik pada 2013, ketika pejuang Muslim Séléka menggulingkan Presiden Francois Bozize, seorang Kristen yang telah merebut kekuasaan dalam kudeta 2003. Pejuang kemudian mengangkat Michel Djotodia, seorang Muslim, sebagai presiden sementara.

Djotodia mengundurkan diri pada awal 2014 kemudian digantikan oleh Catherine Samba-Panza, seorang Kristen, di tengah gelombang kekerasan konflik agama antara anggota dua komunitas.

Pada bulan Mei tahun ini, setelah berbulan-bulan terjadi kekerasan antara milisi Kristen anti-Balaka dan pejuang Séléka Muslim di mana ratusan anggota mereka tewas, kedua kelompok sepakat untuk meletakkan senjata mereka.

Bulan berikutnya, Samba-Panza menyetujui undang-undang pembentukan pengadilan khusus yang bertugas menyelidiki kejahatan yang dilakukan selama konflik  Agama.

Karena krisis yang sedang berlangsung di negara itu, pemilihan presiden di CAR – awalnya dijadwalkan tahun 2014 – telah ditunda tiga kali. Pemilihan presiden saat ini dijadwalkan akan diselenggarakan pada bulan Oktober.

MINUSCA didirikan oleh Dewan Keamanan PBB pada bulan April tahun lalu. Unsur-unsur utama tugasnya adalah melindungi warga sipil, mendukung proses transisi politik, memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan dan menjaga hak asasi manusia.

 

Deddy | World Bulletin | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses