AS Gunakan Arab Spring untuk Legalkan "Perang Melawan Teror"

WASHINGTON (Jurnalsilam.com) – Mantan agen FBI dan whistleblower Coleen Rowley pada hari Selasa (05/05/2015), mengomentari sebuah buku yang akan segera diterbitkan oleh mantan Wakil Direktur CIA Mike Morell.

Dalam sebuah artikel untuk Sputnik Internasional, mantan agen FBI, dan whistleblower Coleen Rowley mengatakan bahwa AS gagal mengantisipasi bahwa al-Qaeda akan mengambil keuntungan dari gejolak di Timur Tengah selama Arab Spring, yang akhirnya memungkinkan al-Qaeda untuk kembali mendapatkan kekuatan meskipun pemimpin mereka, Syeikh Osama bin Laden telah terbunuh pada tahun 2011. Rowly menyebutkan bahwa kekacauan Arab Spring digunakan sebagai alasan untuk  melakukan Perang Melawan Teror.

Rowly mengatakan Arab Spring hanya bertanggung jawab sebagian atas kekerasan yang terjadi di Timur Tengah dan menunjukkan bahwa krisis di wilayah tersebut sebenarnya adalah hasil dari "penipuan yang berlanjut menjadi perang ilegal AS." Belum lagi pendudukan Irak, Afghanistan dan Libya dan kehancuran infrastruktur mereka.  AS juga mempersenjatai Arab Saudi dan negara-negara lain, namun menutup mata dan tidak memberi dukungan bagi kelompok Al-Qaeda. AS juga berkontribusi pada kerusuhan yang mengikuti.

Selain mempersenjatai kepentingannya, sifat alami AS yang merusak melakukan kegiatan rahasia untuk mencapai perubahan rezim di sebuah negara melalui destabilisasi, penyiksaan, penculikan, penahanan tanpa batas waktu dan pembunuhan drone yang mereka lakukan dalam istilah Perang Melawan Teror.

Baca berita terkait  : Inilah Amerika Dari Penyiksaan Hingga Drone Pembunuh

 

Deddy | World Bulletin | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses