GHOUTA TIMUR (Jurnalislam.com) – Serangan udara membombardir Douma di Ghouta Timur yang dikuasai para pejuang Suriah tepat setelah 13 truk bantuan pangan menyeberang ke wilayah kantong menuju kota tersebut, menurut aktivis oposisi dan sebuah lembaga monitor.
Serangan tersebut terjadi pada hari Jumat (9/3/2018) setelah jeda semalam dalam pertempuran mendorong Komite Internasional Palang Merah (the International Committee of the Red Cross-ICRC) untuk mengirim konvoi yang sebelumnya tertunda karena pertempuran.
Observatorium Suriah untuk Human Rights (The Syrian Observatory for Human Rights-SOHR) yang berbasis di Inggris sebelumnya mengatakan bahwa daerah kantong yang terkepung tersebut tidak mengalami serangan udara dalam 10 hari terakhir.
Namun, tak lama setelah konvoi bantuan tersebut menyeberang ke daerah kantong pada hari Jumat, serangan udara pun berlanjut, kata SOHR.
Aktivis Ghouta: Rezim Syiah Assad Lakukan Semua Jenis Kejahatan yang Ada di Dunia
PBB memperkirakan bahwa 400.000 orang tinggal di daerah yang dikuasai para pejuang Suriah Ghouta Timur.
Serangan terhadap Douma saat konvoi bantuan memasuki daerah tersebut merupakan bagian dari serangan terbesar. Pada hari Jumat, Organisasi Kesehatan Dunia (the World Health Organization-WHO) memverifikasi 67 serangan terhadap fasilitas kesehatan dalam dua bulan pertama di tahun 2018.
Reporter Al Jazeera Zeina Khodr, melaporkan dari Beirut di negara tetangga Lebanon, mengatakan pada hari Jumat bahwa bantuan yang diberikan hanya cukup untuk 12.000 orang.
“ICRC mengatakan bahwa mereka memiliki indikasi positif bahwa konvoi yang lebih besar akan diizinkan dalam beberapa hari mendatang,” katanya, sebelum laporan bahwa serangan udara telah dilanjutkan.
“Tapi konvoi itu kemungkinan tidak bisa mengangkut persediaan medis, karena rezim Assad tidak ingin para pejuang dirawat.”