SURIAH (Jurnalislam.com) – Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (The Syrian Network for Human Rights-SNHR) mengatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan Kamis (15/09/2016) tentang pelanggaran yang dilakukan oleh rezim Assad dan sekutunya di Suriah.
Seperti yang dilansir ElDorar AlShamia, Kamis, SNHR mengatakan bahwa 28 pelanggaran terjadi sejak Senin malam terakhir dalam pemboman yang menargetkan beberapa kota, yaitu kota Daraa, Homs, Idlib, Damaskus, Latakia dan Quneitera.
Jaringan mencatat dalam dua hari terakhir jelas terlihat pengurangan jumlah korban sipil di Suriah, setelah penghentian pemboman, yang menegaskan bahwa rezim al-Assad adalah penyebab utama dalam penghancuran dan pembunuhan manusia.
Kelompok hak Asasi manusia tersebut menekankan dalam laporannya mengenai kebutuhan agar “masyarakat internasional mendukung gencatan senjata untuk meluncurkan proses politik menuju fase transisi yang mengarah ke pembentukan pemerintahn baru, dan itulah yang akan benar-benar mengakhiri penderitaan masyarakat Suriah.”
Sekretaris Negara Amerika Serikat dan menteri luar negeri Rusia telah tiba di Jenewa untuk kesepakatan gencatan senjata di Suriah, berdasarkan percobaan gencatan senjata, Senin malam (hari pertama Idul Adha) untuk jangka waktu 48 jam. Tujuan utama perjanjian ini termasuk untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan mencapai daerah-daerah yang dikepung, yang bahkan hingga sekarang tidak diizinkan bergerak setelah rezim menolak menyetujui masuknya truk bantuan ke Castello Road di utara Aleppo.