KASHMIR (Jurnalislam.com) – Dua pengunjuk rasa tewas dan puluhan lainnya terluka dalam bentrokan dengan pasukan India di Kashmir yang dikuasai India, membuat jumlah korban tewas setelah berbulan-bulan kerusuhan menjadi 82, saat aparat merusak perayaan Idul Adha di wilayah yang disengketakan, Aljazeera melaporkan Selasa (13/09/2016).
Salah satu pengunjuk rasa tewas pada hari Selasa setelah dipukul kepalanya oleh tabung gas air mata di distrik utara Bandipora, seorang polisi mengatakan kepada kantor berita Associated Press pada kondisi anonimitas.
Pengunjuk rasa lainnya dibunuh oleh peluru pelet yang kelur dari senapan di Shopian, di selatan Kashmir, kata petugas itu.
Sedikitnya 60 orang terluka dalam bentrokan di 10 tempat yang berbeda di wilayah yang disengketakan, yang masih berada di bawah jam malam.
Kebanyakan orang tinggal di dalam ruangan selama Hari Raya Idul Adha, sementara di Srinagar, ibukota Kashmir yang dikuasai India, pasar yang biasanya ramai tampak sepi.
Pihak berwenang tidak mengizinkan shalat Idul Adha berjamaah di Masjid-masjid utama Kashmir atau di lapangan untuk shalat Id di wilayah mayoritas Muslim, tetapi sholat diadakan oleh orang-orang di masjid lingkungan kecil.
Jam malam tampaknya telah menggagalkan pawai yang telah direncanakan oleh para pemimpin separatis menuju kantor pengamat militer PBB di Srinagar, yang memonitor gencatan senjata antara India dan Pakistan di wilayah yang disengketakan.
Ribuan orang memprotes kekuasaan India di Kashmir hampir setiap hari sejak pembunuhan seorang pemimpin perlawanan, mujahid muda yang populer dalam baku tembak dengan tentara pada tanggal 8 Juli.
Kashmir telah terbagi antara India dan Pakistan sejak keduanya memperoleh kemerdekaan dari pemerintahan Inggris pada tahun 1947. Kedua Negara mengklaim wilayah itu secara penuh.
Beberapa kelompok perlawanan Muslim Kashmir selama beberapa dekade telah berjuang melawan tentara India – yang saat ini berjumlah sekitar 500.000 dan dikerahkan di wilayah Kashmir- menuntut kemerdekaan bagi wilayah mereka atau bergabung dengan Pakistan.
Puluhan ribu orang, kebanyakan warga sipil, tewas dalam pertempuran itu.