Warga Teheran Mulai Kembali, Ketegangan Masih Bayangi Pasca Gencatan Senjata

Warga Teheran Mulai Kembali, Ketegangan Masih Bayangi Pasca Gencatan Senjata

TEHERAN (jurnalislam.com)- Ribuan warga kembali memadati jalan-jalan utama di Teheran, Iran, menyusul laporan bahwa Iran dan Israel telah menyepakati gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat, pada Selasa (24/6/2025). Sebelumnya, warga ibu kota sempat berbondong-bondong meninggalkan kota setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan melancarkan serangan besar-besaran.

Kini, banyak warga yang kembali ke Teheran dengan harapan situasi akan membaik. Namun, seperti dilaporkan The Guardian, kehidupan di ibu kota Iran masih diwarnai ketegangan, gangguan, dan ketidakpastian.

Anahita, seorang perempuan berusia 30-an yang tinggal di Teheran, mengaku pekan terakhir menjadi masa yang penuh kecemasan bagi warga.

“Internet mati selama tiga hari. Kami tidak tahu kota mana yang diserang atau di mana evakuasi diumumkan. Orang-orang benar-benar ketakutan,” ungkapnya kepada media Inggris tersebut.

Serangan udara Israel beberapa jam sebelum gencatan senjata diumumkan menyebabkan kerusakan besar di Teheran dan sejumlah kota lainnya. Di Provinsi Gilan, sembilan orang dilaporkan tewas akibat serangan tersebut.

Meski televisi pemerintah Iran telah mengonfirmasi adanya gencatan senjata, sebagian warga tetap khawatir konflik belum benar-benar usai.

“Bom belum benar-benar berhenti,” kata Anahita.

“Banyak teman saya kembali ke kota hanya karena harus bekerja. Mereka tidak bisa terus tinggal di luar Teheran.”

Di jalan-jalan utama, keamanan diperketat. Pos pemeriksaan didirikan, dan aparat melakukan pemeriksaan kendaraan serta ponsel warga. Media pemerintah juga melaporkan adanya puluhan penangkapan terkait tuduhan spionase dan kolaborasi dengan Israel.

“Hari ini mereka umumkan penangkapan dan eksekusi,” tambah Anahita.

“Itu menakutkan. Bahkan jika seseorang bersalah, seharusnya tetap ada pengadilan yang adil.”

Banyak warga juga mengaku khawatir akan kemungkinan keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam konflik berikutnya.

“Kami takut fasilitas nuklir seperti di Bushehr akan diserang lagi. Itu bisa memicu bencana seperti Chernobyl,” ungkap narasumber The Guardian.

Gencatan senjata diumumkan beberapa jam setelah operasi militer Amerika Serikat terhadap fasilitas Iran. Presiden Trump mengklaim bahwa operasi tersebut berhasil menghancurkan target-target utama milik Iran. Gedung Putih juga menyatakan bahwa mereka telah “menghilangkan ancaman nuklir dan balistik” dari Iran, serta memperingatkan akan ada respons tegas jika perjanjian gencatan senjata dilanggar. (Bahry)

Sumber: TRT

Bagikan