ANKARA (Jurnalislam.com) – Sebuah serangan yang kemungkinan bakal terjadi di provinsi Idlib di barat laut Suriah akan menyabot proses politik yang sedang berlangsung dan menyebabkan krisis kepercayaan yang serius, kata juru bicara kepresidenan Turki, Selasa (11/9/2018).
Pernyataan Ibrahim Kalin muncul setelah pertemuan Kabinet yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan di kompleks kepresidenan.
Sejak 1 September, sedikitnya 30 warga sipil tewas di Idlib dan Hama – dan lusinan orang lainnya juga terluka – oleh serangan udara juga serangan oleh rezim Syiah Nushairiyah Assad dan pesawat tempur Rusia, menurut lembaga pertahanan sipil White Helmets.
Baca juga: Jet Tempur Syiah Assad dan Rusia Incar Tim Medis White Helmets
Rezim Suriah baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meluncurkan serangan militer besar di Idlib, yang tetap berada di bawah kendali berbagai kelompok oposisi bersenjata dan faksi-faksi jihad.
Pekan lalu, PBB memperingatkan bahwa serangan semacam itu kemungkinan akan mengarah pada “bencana kemanusiaan terburuk abad ke-21”.
Kalin mengatakan Turki mengharapkan semua pihak untuk membuat kontribusi “konstruktif” dan menyetujui solusi politik di Suriah.
Baca juga: Setelah KTT, Rezim Assad dan Rusia Justru Tingkatkan Serangan di Idib
Dia mendesak Barat termasuk AS untuk bergandengan tangan dalam menghentikan kemungkinan serangan terhadap Idlib.
Sebelumnya pada hari Selasa, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan bahwa perwakilan negara penjamin – Turki, Rusia, dan Iran – bertemu Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura pada 10-11 September di Jenewa.
“Selama pertemuan itu, mereka membahas pembentukan komite konstitusi dan kode etiknya yang merupakan langkah penting dalam perjuangan mencari solusi politik untuk krisis Suriah,” kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
One thought on “Turki: Serangan di Idlib adalah Sabotase Proses Politik”