Terus Dibombardir Rezim, Gelombang Pengungsi Ghouta Capai Jumlah Tertinggi

Terus Dibombardir Rezim, Gelombang Pengungsi Ghouta Capai Jumlah Tertinggi

SURIAH (Jurnalislam.com) – Jumlah warga sipil yang meninggalkan Ghouta Timur saat militer rezim Suriah terus membombardir, membludak hingga memecahkan rekor.

Sekitar 20.000 orang telah meninggalkan Ghouta Timur, daerah pinggiran Damaskus, – menurut beberapa laporan.

Ghouta Timur telah menjadi pusat pertempuran antara kelompok oposisi dan pasukan rezim Syiah Bashar al-Assad yang didukung Rusia dalam beberapa hari ini.

The Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengatakan 46 warga sipil, termasuk sedikitnya enam anak, tewas dalam serangan udara di distrik Kafr Batna pada Jumat (16/3/2018) pagi.

Biadab, Jet Tempur Rezim Assad dan Rusia Targetkan Pasar Ghouta, 61 Warga Tewas

Kementerian pertahanan Rusia memperkirakan bahwa tambahan 2.000 orang lagi juga meninggalkan Ghouta Timur pada hari Jumat pagi.

Sementara itu, Bashar al-Jaafari, duta besar Suriah untuk PBB, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat bahwa lebih dari 40.000 orang dapat melarikan diri dari Ghouta Timur sehari sebelumnya.

Pernyataan Jaafari tidak dapat diverifikasi secara independen.

Gambar yang diposkan online menunjukkan wanita tua di kursi roda dan anak-anak dibawa oleh orang tua mereka saat berjalan di tengah reruntuhan bangunan di Ghouta Timur.

SOHR, sebuah monitor perang yang berbasis di Inggris, mengatakan bahwa sebanyak 20.000 orang telah meninggalkan rumah mereka, dan banyak yang masih menunggu untuk dibawa ke zona aman.

Alan Fisher dari Al Jazeera, melaporkan dari Gaziantep di negara tetangga Turki, bahwa eksodus tersebut diperkirakan terjadi setelah pasukan rezim Suriah memotong pasokan.

Seluruh Ghouta Timur adalah rumah bagi 400.000 orang, dan telah berada di bawah pengepungan pemerintah sejak pertengahan 2013.

Setelah hampir empat pekan melakukan pemboman tanpa henti, yang telah menewaskan lebih dari 1.250 warga sipil termasuk anak-anak, pasukan rezim Syiah Assad semakin dekat untuk menguasai sisa Ghouta Timur, yang memaksa warga sipil untuk melarikan diri.

Aktivis Ghouta: Rezim Syiah Assad Lakukan Semua Jenis Kejahatan yang Ada di Dunia

Pasukan Syiah Assad telah membagi daerah yang dikepung sejak 2013 tersebut menjadi tiga bagian.

Pejuang oposisi anti Assad mengatakan bahwa mereka telah merebut kembali kota Hamouriyah.

Walaupun pertempuran terus berlanjut, sekitar 25 truk bantuan pangan pada hari Kamis diizinkan masuk ke distrik Douma di Ghouta Timur, menurut the International Committee of the Red Cross (ICRC).

WHO: Konvoi Bantuan Obat-obatan dan Peralatan Medis ke Ghouta Disita Rezim Assad

Tidak jelas berapa lama pasokan makanan akan bertahan di daerah yang diyakini dihuni sebanyak 125.000 orang tersebut.

Bantuan tersebut tidak termasuk persediaan medis.

Menurut angka UNHCR, hampir 500.000 orang telah terbunuh dan lebih dari 11 juta orang mengungsi dalam perang Suriah, yang memasuki tahun kedelapan pada hari Kamis.

Sementara itu, pada tingkat diplomatik, menteri luar negeri Rusia, Iran dan Turki bertemu di ibukota Kazakhstan, Astana, mengadakan perundingan mengenai perang Suriah.

Agenda pada pertemuan hari Jumat tersebut mencakup bagaimana menjaga keamanan di zona de-eskalasi yang telah ditetapkan serta masalah politik dan kemanusiaan.

Putaran pembicaraan berikutnya diperkirakan terjadi pada pertengahan Mei.

Reporter Al Jazeera Zeina Khodr, melaporkan dari Astana, mengatakan bahwa pemerintah Rusia sedang berunding dengan oposisi Suriah mengenai situasi di Ghouta Timur.

Namun, ketika menyangkut masalah transisi dan masa depan politik Suriah, pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi tetap tidak bersepakat, katanya.

Bagikan