SICILIA (jurnalislam.com)– Kapal bantuan kemanusiaan yang dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC) telah berangkat dari pelabuhan Catania, Sisilia, pada Ahad (1/6), menuju Jalur Gaza dengan misi mematahkan pengepungan Israel terhadap wilayah Palestina tersebut. Kapal bernama Madleen ini membawa bantuan simbolis dan awak yang terdiri dari 12 orang, termasuk aktivis iklim terkenal asal Swedia, Greta Thunberg, serta Anggota Parlemen Uni Eropa keturunan Prancis-Palestina, Rima Hassan.
Perjalanan yang diperkirakan memakan waktu tujuh hari ini membawa sejumlah pasokan penting bagi warga Gaza, di antaranya susu formula bayi, tepung, beras, popok, produk sanitasi wanita, peralatan desalinasi air, perlengkapan medis, kruk, dan prostetik untuk anak-anak. Bantuan tersebut digambarkan sebagai simbolik, namun sangat dibutuhkan, menurut pernyataan resmi FFC.
“Kami melakukan ini karena tidak peduli seberapa besar rintangan yang kami hadapi, kami harus terus mencoba. Saat kita berhenti mencoba, itulah saat kita kehilangan kemanusiaan kita,” ujar Thunberg dalam konferensi pers sebelum keberangkatan di pelabuhan Catania.
Sebelumnya, kapal lain dari Freedom Flotilla, Conscience, gagal melanjutkan misinya setelah diserang dua drone di luar perairan Malta pada awal Mei lalu. Insiden tersebut menunjukkan risiko tinggi dalam misi kemanusiaan ke wilayah konflik seperti Gaza.
“Betapapun berbahayanya misi ini, itu tidak lebih berbahaya daripada diamnya dunia terhadap pembantaian kehidupan manusia,” tambah Thunberg.
Freedom Flotilla Coalition menegaskan bahwa misi ini adalah aksi perlawanan sipil yang damai. Semua awak kapal Madleen telah menjalani pelatihan anti-kekerasan dan tidak membawa senjata. Mereka bersatu oleh keyakinan bahwa rakyat Palestina berhak atas hak, kebebasan, dan martabat yang sama seperti semua orang di dunia.
Namun, keikutsertaan Thunberg menuai kritik keras dari beberapa tokoh Amerika dan Israel. Senator AS Lindsey Graham, dalam unggahan di platform X (sebelumnya Twitter), menanggapi keberangkatan armada tersebut dengan sinis, “Semoga Greta dan teman-temannya bisa berenang!”
Sementara itu, pengacara hak asasi manusia asal Israel, Arsen Ostrovsky, sempat menyebut Thunberg sebagai “jihadis kecil” dan menyiratkan ancaman terhadap keselamatan armada. Ia kemudian menghapus pernyataan tersebut setelah menuai kecaman. (Bahry)
Sumber: MEE