ZAMBOANGA (Jurnalislam.com) – Polisi dilaporkan telah menemukan kepala yang diyakini berasal dari sandera asing di provinsi Sulu di Filipina selatan, Anadolu Agency melaporkan, Senin (25/04/2016).
Mengutip sumber polisi, laporan Philippine Daily Inquirer hari Senin mengatakan bahwa Abu Sayyaf telah membunuh salah satu dari tiga sandera asing di daerah yang dikuasai.
Kelompok itu telah mengancam akan memenggal kepala salah satu dari empat sandera pada 25 April pukul 3:00 (0700 GMT) jika permintaan tebusan 300 juta peso ($ 6 juta) untuk setiap sandera tidak terpenuhi.
Inspektur Kepala Junpikar Sittin, kepala polisi Jolo, telah mengkonfirmasi penemuan kepala yang ditemukan di persimpangan dua jalan di Jolo, ibukota provinsi Sulu.
Sittin mengatakan bahwa kepala tersebut tampaknya milik orang "bule (kaukasia)", yang ditempatkan dalam kantong plastik dan ditemukan pada pukul 7.35 p.m. Senin.
"Kita perlu mencari tubuhnya," tambah Sittin.
Militer tidak bisa dihubungi oleh Anadolu Agency untuk konfirmasi dugaan pemenggalan.
Tidak ada rincian lebih lanjut mengenai para sandera – John Ridsdel dan Robert Hall asal Kanada, Kjartan Sekkingstad dari Norwegia, dan wanita Filipina Marites Flor – yang diduga telah dipenggal.
Maj. Filemon Tan Jr., juru bicara Komando Mindanao Barat, kepada wartawan di kota Zamboanga mengatakan bahwa tidak ada informasi mengenai nasib para sandera dan meyakinkan publik bahwa mereka sedang mengintensifkan operasi militer.
Pejabat itu menyerukan pemahaman bagi pasukan untuk melanjutkan pekerjaan mereka dan menekan aktivitas Abu Sayyaf di daerah.
"Tapi untuk korban penculikan kami belum memiliki rincian untuk diinformasikan. Tapi informasi itu akan datang dalam waktu yang paling tepat," kata Tan.
Dia menambahkan bahwa tentara belum bebas untuk membahas rincian tentang operasi yang sedang berlangsung, tetapi berusaha untuk meyakinkan bahwa fokus utamanya adalah untuk memulihkan korban penculikan.
Abu Sayyaf juga menahan seorang pria Belanda yang mereka culik lebih dari tiga tahun yang lalu di Tawi-Tawi.
Sejak tahun 1991, kelompok – yang sebagian besar dipersenjatai dengan alat peledak improvisasi, mortir dan senapan otomatis – telah melakukan pemboman, penculikan, penyerangan dalam pertarungan mereka untuk kemerdekaan "provinsi Islam" di Filipina.
Abu Sayyaf terkenal dengan memenggal kepala korban setelah uang tebusan gagal dibayar bagi pembebasan mereka.
Deddy | Anadolu Agency | Jurnalislam