PALESTINA (Jurnalislam.com) – Perdana Menteri Zionis Benjamin Netanyahu mengatakan hari Senin bahwa pemerintahnya telah mengalami gerakan global untuk memboikot barang-barang Israel, surat kabar Israel Haaretz melaporkan, lansir World Bulletin, Senin (25/07/2016).
Netanyahu mengatakan kepada sebuah komite Knesset bahwa, “Gerakan Boikot dan Sanksi Divestasi (the Boycott, Divestment Sanctions-BDS) menghantam dari berbagai bidang.”
Terinspirasi oleh boikot internasional terhadap rezim Apartheid Afrika Selatan, gerakan BDS diluncurkan pada tahun 2005 oleh kelompok-kelompok Palestina untuk mempromosikan pemboikotan perusahaan zionis Yahudi yang mendapat keuntungan dari pelanggaran hak-hak Palestina serta organisasi budaya dan akademis.
Kelompok ini secara khusus sering menargetkan perusahaan zionis yang memiliki pabrik-pabrik di wilayah Tepi Barat yang dijajah Israel, termasuk perusahaan minuman ringan SodaStream dan perusahaan kosmetik Ahava, yang keduanya telah berjanji untuk mundur ke perbatasan Israel pra-1967.
Gerakan tersebut memperoleh daya tarik internasional, namun Israel berusaha untuk melawan pengaruhnya dengan meminta pemerintah sekutu untuk membatasi boikot Israel dan tahun ini seperti di Inggris pemerintahnya mengatakan akan menghukum badan publik yang mengadopsi kebijakan boikot.
Israel juga memiliki pertikaian diplomatik sementara dengan Uni Eropa tahun lalu ketika Uni Eropa menyetujui langkah-langkah untuk memberi label semua barang dari pemukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki, yang menurut Israel sama dengan membantu gerakan boikot.
Deddy | World Bulletin | Jurnalislam