RIYADH (Jurnalislam.com) – Arab Saudi dan Turki adalah negara-negara kunci untuk perdamaian dan stabilitas abadi di kawasan Yerusalem, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan pada hari Rabu (27/12/2017), lansir Anadolu Agency.
Berbicara kepada wartawan di Riyadh, Yildirim mengatakan: “Kerjasama antara kedua negara di setiap bidang sangat penting tidak hanya bagi Turki dan Arab Saudi, tapi juga untuk perdamaian regional dan global.”
Ucapan Yildirim mengikuti ceramahnya dengan Raja Saudi Salman bin Abdulaziz dan Putra Mahkota serta Menteri Pertahanan Mohammed bin Salman Al Saud.
Yildirim dan Salman membahas pentingnya status Yerusalem dalam rapat tertutup satu jam, menurut sumber Perdana Menteri pada hari Rabu.
Keduanya juga sepakat bahwa negara-negara Muslim harus mengambil sikap bersama dalam melindungi hak-hak warga Palestina.
Setelah 128 Negara Tolak Veto AS, Erdogan, Jerman, Palestina Bahas Yerusalem Lebih Lanjut
Pada 6 Desember, Presiden AS Donald Trump mengumumkan keputusannya – meski mendapat tentangan di seluruh dunia – untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan Washington dari Tel Aviv ke kota suci tersebut.
Pekan lalu, Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi yang didukung mayoritas Negara anggotanya menolak langkah Trump.
Selama pembicaraan dengan pejabat Saudi, Yildirim mengatakan bahwa mereka juga membahas pengembangan perdagangan bilateral dan proyek industry pertahanan gabungan.
Turki dan Arab Saudi memiliki kesamaan sekitar 90 persen dalam hal pendirian dan pandangan mengenai kemungkinan solusi, tambahnya.
Yildirim menyebut kunjungannya ke Saudi “singkat tapi cukup menghasilkan.”
Selama pembicaraannya dengan Raja Salman dan Mohammed bin Salman Al Saud, Yildirim mengatakan bahwa mereka berfokus pada perkembangan regional, termasuk Palestina, Israel, Irak, Suriah, Yaman, dan Libya.
Mengungkapkan harapan bahwa kunjungannya akan “produktif”, Yildirim mengatakan bahwa putra mahkota Saudi tersebut akan segera mengunjungi Turki.