Musim Dingin Menghantam Gaza: Bantuan Makanan Masuk, Tapi Kelaparan Tetap Membayangi

Musim Dingin Menghantam Gaza: Bantuan Makanan Masuk, Tapi Kelaparan Tetap Membayangi

GAZA (jurnalislam.com)— Program Pangan Dunia (WFP) PBB melaporkan bahwa meski pasokan makanan ke Gaza meningkat sejak gencatan senjata rapuh yang mulai berlaku pada 10 Oktober, kebutuhan kemanusiaan di wilayah tersebut masih jauh dari terpenuhi. Hujan musim dingin yang semakin intens memperburuk situasi, merusak sebagian bantuan yang berhasil disimpan warga.

“Situasi lebih baik daripada sebelum gencatan senjata, tetapi jalan kita masih panjang. Dukungan yang berkelanjutan sangat penting untuk membantu keluarga membangun kembali kesehatan, nutrisi, dan kehidupan mereka,” kata juru bicara WFP, Martin Penner, dalam konferensi pers di Jenewa melalui sambungan video dari Jalur Gaza, Jumat (21/11).

Menurut WFP, ratusan ribu warga Gaza masih sangat membutuhkan bantuan pangan. Pada Agustus lalu, sebuah pemantau pangan global memperkirakan setidaknya 500.000 orang mengalami kelaparan di berbagai wilayah kantong tersebut.

Awal pekan ini, Gaza diguyur hujan lebat yang merusak dan menghanyutkan sebagian persediaan makanan yang disimpan warga. Juru bicara senior WFP, Abeer Etefa, mengatakan situasi itu menunjukkan tantangan besar yang dihadapi keluarga-keluarga Palestina menjelang musim dingin.

Sejak gencatan senjata Israel-Hamas diberlakukan pada 10 Oktober setelah dua tahun serangan yang meluluhlantakkan kawasan padat penduduk itu, WFP telah menyalurkan 40.000 ton bantuan pangan ke Gaza. Namun, program ini baru mencapai 30 persen dari target, yakni menjangkau sekitar 530.000 dari total 1,6 juta orang yang membutuhkan bantuan, akibat kendala logistik pada awal November. WFP menyatakan pihaknya kini mulai mengejar ketertinggalan distribusi.

Meski beberapa pasar di Gaza mulai kembali beroperasi, harga pangan tetap melambung. Banyak warga kehilangan sumber penghasilan selama perang, sehingga tak mampu membeli kebutuhan dasar. Harga ayam, misalnya, mencapai USD 25, membuat sebagian besar warga kembali bergantung pada bantuan pangan.

WFP juga membagikan kisah seorang ibu di Khan Younis yang menghindarkan anak-anaknya dari rasa lapar dengan cara memilukan.

“Ia tidak membawa anak-anaknya ke pasar agar mereka tidak melihat makanan yang tidak mampu mereka beli. Jika mereka mendekati pasar, ia menyuruh mereka menutup mata,” kata Penner.

Tragedi kelaparan di Gaza terus berlanjut, bahkan ketika bantuan mulai mengalir tanda bahwa krisis kemanusiaan ini masih jauh dari kata selesai. (Bahry)

Sumber: TNA

Bagikan