TASIKMALAYA (Jurnalislam.com) – Aktivis Mualaf Center Indonesia (MCI), Dewa Putu Sutrisna mengungkapkan bahwa tidak semua aktivitas nonmuslim di kawasan pengungsian umat Islam adalah kristenisasi. Menurutnya, kristenisasi memang terjadi namun istilah yang lebih tepat menggambarkan aktivitas tersebut disebutnya pendangkalan akidah.
“Apa yang kami dapatkan dilapangan, data-data kami dari relawan Mualaf Center Indonesia, memang-memang ada (aktivitas nonmuslim), tapi tidak semuanya istilah kristenisasi ya. Ini yang harus dipahami, yang mereka lakukan adalah pendangkalan akidah,” kata Dewa kepada Jurnalislam, Ahad (2/8/2018).
Mualaf Center Indonesia, menurut Dewa Putu sudah mengirimkan tim relawan ke Lombok, termasuk ketuanya Steven Indra Wibowo.
Ia mengatakan banyak laporan dan data yang diperoleh relawan Mualaf Center Indonesia di pengungsian. “Kami tahu barang-barang logistik yang tidak bisa masuk ke Lombok, kami tahu berapa banyak mie instan yang habis dimakan tikus, beras yang jadi kutu, itu kami tahu semua data-datanya Dan ini sudah kami keluhkan kepada beberapa pihak yang terkait dan kami sudah sampaikan,” tambahnya.
MCI pun mendapatkan data beberapa wilayah pengungsian yang terdapat aktivitas pendangkalan akidah.
“Kami ini kan adalah mantan-mantan nasrani, mantan-mantan Katolik, Protestan dan memang sudah membekali, karena mereka sudah tahu walaupun bukunya terselip gambar onta, terselip gambar tertentu, mereka sudah tahu, ini adalah program-program pendangkalan akidah,” katanya.
Di tempat itu, relawan MCI memberikan pendampingan penguatan akidah. “Alhamdulillah, dan inshaallah ini sampai semua beres mereka selalu ada disana, bergantian,” pungkasnya.