Menlu Turki: Rusia dan Assad Targetkan Pasar, Rumah Sakit dan Warga Sipil, Bukan IS

PARIS (Jurnalislam.com) – Rusia telah melanggar gencatan senjata Suriah yang baru disetujui dengan menargetkan warga sipil, pasar dan rumah sakit, tidak menargetkan IS (Islamic State) sebagaimana alasan awal invasi Moskow ke Suriah, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, mengatakan pada hari Senin (09/05/2016), lansir World Bulletin.

Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan mengenai Suriah di Paris, Cavusoglu mengatakan pemimpin kelompok oposisi Suriah, Riyad Hijab, mengatakan kepadanya bahwa Rusia dan rezim Syiah Bashar al-Assad terus melanggar kesepakatan gencatan senjata.

"Kami menunjukkan dukungan Turki untuk Hijab dan mempertanyakan gencatan senjata Suriah.Hijab mengatakan kepada kami bahwa Rusia melanggar gencatan senjata dengan menargetkan warga sipil dan rumah sakit bukan kelompok IS," katanya.

Dalam pernyataan yang dibuat pada konferensi pers, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault menyerukan rezim Syiah Assad untuk mematuhi gencatan senjata.

Ayrault sebelumnya juga menghadiri pertemuan di Paris yang membahas cara untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Suriah.

Dia mendesak masyarakat internasional untuk lebih berupaya karena krisis Suriah berada di titik kritis.

Dia menyalahkan rezim karena tidak mengambil langkah yang diperlukan untuk memberikan bantuan kemanusiaan, yang hanya membolehkan 25 persen bantuan ke orang yang membutuhkan.

Dimediasi pada bulan Februari oleh Moskow dan Washington, perjanjian gencatan senjata parsial menyerukan pihak Suriah yang bertikai untuk segera menghentikan permusuhan dan meningkatkan akses kemanusiaan di negara itu. Tapi Afiliasi Al-Qaeda Suriah seperti, Jabhah Nusrah dan sekutunya, begitu juga kelompok IS tidak termasuk dalam kesepakatan perjanjian ini.

Kesepakatan itu sebagian besar telah berlangsung sampai pertempuran kembali meletus di kota kedua Suriah, Aleppo, pada bulan April di tengah pengepungan tentara rezim Suriah dan serangan balasan mujahidin.

Perang Suriah telah menewaskan lebih dari 360.000 orang dan jutaan orang lainnya menjadi pengungsi sejak perang dimulai setelah pembantaian brutal rezim Syiah Nushairiyah Assad pada tahun 2011.

 

Deddy | World Bulletin | Jurnalislam

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses