KAIRO (Jurnalislam.com) – Seorang pejabat Mesir mengatakan pada hari Kamis (19/02/2015) bahwa sejumlah 1.770 orang Mesir telah kembali dari Libya melalui perbatasan barat Salloum dalam 24 jam terakhir.
"Jumlah warga Mesir yang kembali dari Libya melalui terminal Salloum telah meningkat selama 24 jam terakhir," Al-Anani Hammouda, kepala keamanan provinsi Matrouh Mesir, kepada The Anadolu Agency.
Hammouda mengatakan situasi di persimpangan itu "stabil," menambahkan bahwa bala bantuan keamanan telah dikerahkan di daerah tersebut.
Ini adalah minggu terbesar masuknya warga Mesir melalui Salloum dalam satu hari penuh, 24 jam, berdasarkan data resmi sebelumnya. Pada hari Selasa, pihak berwenang mengatakan bahwa 555 warga Mesir telah melarikan diri dari negara Afrika Utara yang dilanda krisis melalui persimpangan tersebut.
Banyak ekspatriat Mesir telah berusaha untuk melarikan diri dari Libya sejak Senin, ketika Mesir meluncurkan serangkaian serangan udara yang diduga menargetkan lokasi Islamic State (IS) di kota timur Libya, Darnah.
Serangan terjadi sehari setelah sebuah video muncul secara online yang menunjukkan eksekusi oleh militan IS terhadap 21 warga Mesir di Libya.
Situasi di Libya menjadi sumber keprihatinan bagi Negara tetangga Mesir, sejak kekerasan dan kekacauan terjadi menyusul pemecatan dan kematian orang kuat Muammar Gaddafi pada tahun 2011.
Bulan lalu, pemerintah Mesir – mengutip situasi keamanan negara yang genting – melarang warga bepergian ke Libya melalui Libyan Airlines.
Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom