JAKARTA(Jurnalislam.com)— Jelang tahun politik pada 2024 mendatang, Wakil Ketua Umum MUI, KH Marsudi Syuhud mengingatkan agar nantinya MUI dapat menjadi pengontrol dan pengendali keadaan.
Hal tersebut disampaikan Kiai Marsudi saat mengisi Halaqah Mingguan Komisi Infokom MUI secara virtual pada Rabu (8/12/2022) malam.
“Kalau ada statement yang kira-kira berbahaya untuk bangsa dan negara, MUI harus maju. Tujuannya adalah untuk mengendalikan dan mengontrol apa yang akan terjadi,” ujar dia.
Pada kesempatan tersebut Kiai marsudi juga mengutip perkataan salah seorang politisi Inggris yang tertuang dalam kitab Sihr al- Kalimah.
Di dalamnya membahasa tentang pentingnya sebuah kata-kata bagi seorang pemimpin. Menurutnya, Majelis Ulama Indonesia harus bisa menerapkan kutipan kitab Sihr al-Kalimahtersebut.
“Di dalam kitab //Sihr al-Kalimah (The Magic Of Word) salah seorang politisi dari Inggris mengatakan bahwa sesungguhnya seorang pemimpin itu memimpin dengan kata-kata. Tentu hal ini sangat penting, bahwa MUI ini dibutuhkan kata-katanya untuk segala aspek kegidupan. Karena kata-katanya dibutuhkan oleh seluruh kehidupan, maka pertama-tama kita harus menyadari rangsangan internal yang memotivasi kata-kata dan tindakan orang,” ujar Kiai Marsudi.
Majelis Ulama Indonesia selaku lembaga yang mengayomi umat Islam sebagai mayoritas penduduk di Indonesia diharapkan mampu menjadi perekat dari sekian perbedaan yang akan terjadi di tahun politik mendatang. MUI juga diharapkan agar mampu menjadikan perbedaan tersebut tetap dalam satu ukhwah yang sama.
“Jelang tahun politik ini suasananya akan panas, maka kita harus memprogramkan bagaimana menjadi perekat dalam perbedaan pilihan serta perbedaan keinginan. Agar perbedaan pilihan dan keinginan itu masih ada di dalam circle ukhwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah. Jangan sampai kita pecah keluar dari ukhuwah itu,” tuturnya.
“Itu tugas MUI, beda-beda pilihannya mana saja, tapi tetap ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah Insaniyah, ukhuwah basyariyah tetap terjaga,” tutur dia.
Selaras dengan hal tersebut, Kiai Marsudi juga mengingatkan kepada seluruh pengurus dalam lingkup MUI agar tidak mudah terpengaruh pada statemen-statemen yang nantinya beredar.
“Jadi kita tidak boleh ikut arus. Ketika masuk pada posisi mudharat buat bangsa, segara alihkan, jangan diteruskan perbincangan itu. Tapi ketika disitu ada maslahah, dorong, terusin, dan cepetin. Karena sesungguhnya pemimpin itu memimpin dengan kata-kata,” kata dia.