JAKARTA(Jurnalislam.com)— Kementerian Agama menetapkan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menjadi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) berbasis siber pertama di Indonesia. Penetapan ini didasarkan pada Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1175 Tahun 2021 Tentang Penetapan Institut Agama Islam Negeri Syeikh Nurjati Cirebon sebagai Pilot Project Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Berbasis Siber (Digital University).
Menag Yaqut mengungkapkan, pendirian PTKI berbasis siber merupakan bentuk afirmasi Kemenag untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi guru madrasah. “Guru madrasah kita, banyak yang tinggal di desa yang jauh dari perguruan tinggi atau universitas,” ungkap Menag, saat melaunching Program Studi Siber PAI IAIN Syekh Nurjati, di Cirebon, Selasa (14/12/2021).
“Jika akhirnya para guru akan memaksakan untuk tetap melanjutkan pendidikan, justru siswa madrasah akan menjadi korban karena agak terabaikan. Keberadaan PTKI berbasis siber ini menjadi solusi itu semua,” imbuhnya.
Tidak hanya menjadi PTKI Berbasis Siber pertama di Indonesia, IAIN Syekh Nurjati yang rencananya akan segera bertransformasi menjadi menjadi Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI) juga menggratiskan biaya pendidikan.
“Saya juga ucapkan terima kasih dan angkat topi atas usaha dari Ditjen Pendis (Pendidikan Islam). Saya minta UISSI ini berbiaya murah. Namun realisasinya Pendis menggratiskan biaya pendidikannya, sekali lagi terima kasih,” tambah Menag.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani menjelaskan, selain mempersiapkan diri menjadi UISSI, IAIN Syekh Nurjati juga sedang bersiap menjadi frontier advokasi gerakan OIER (Open Islamic Educational Resources) di dunia.
“UISSI berupaya mengusung teknologi Digital Multimedia University (DMU) dan konsisten mendorong perubahan paradigma lama Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) sebagai knowledge creation and transmission dalam semi-isolation space menjadi re-creation and connecting knowledge pada open space,” ujar Dhani, begitu ia biasa disapa.
Dikatakan Dhani, UISSI akan menjadi penyelenggara program pendidikan jarak jauh (PJJ). “Dan saat ini prodi pertamanya adalah PJJ PAI, sekaligus sebagai penyelenggara pendidikan berbasis teknologi atau cyber university yang networked, digital, dan virtual,” paparnya.
Hal ini, lanjut Dhani, memungkinkan efisiensi pembiayaan dan efektivitas pembelajaran yang menghasilkan output yang lebih optimal. Ini selanjutnya diharapkan mampu mendorong terjadinya revolusi peran PTKI, dosen, mahasiswa, dan stakeholder PTKI.
Selain itu rencananya UISSI akan menerapkan program pembelajaran berbasis TIK, seperti blended atau hybrid learning, e-learning, online learning, digital learning, dan virtual learning. Semua hal ini akan diwujudkan melalui Learning Management System (LMS) UISSI yang futuristik dan modern.
“UISSI akan mampu menjadi frontiers of education innovation, sebagai pusat riset dan pengembangan inovasi berbagai modus pembelajaran berbasis teknologi dan diseminasi inovasi,” pungkas Ali