LONDON (Jurnalislam.com) – Kelompok oposisi utama Suriah telah mengajukan rencana transisi politik dan gencatan senjata untuk mengakhiri perang Suriahlebih dari lima tahun di negara itu.
Komite Negosiasi Tinggi (The High Negotiations Committee-HNC) mengatakan pada Aljazeera hari Rabu (07/09/2016) bahwa proses yang diusulkan akan dimulai dengan negosiasi enam bulan untuk mendirikan pemerintahan transisi yang terdiri dari tokoh-tokoh dari pihak oposisi, pemerintah dan masyarakat sipil.
Bashar al-Assad harus meninggalkan kantor pada akhir enam bulan, menurut pihak yang mewakili faksi oposisi politik dan bersenjata Suriah, mengatakan pada pertemuan di London yang dihadiri oleh para menteri luar negeri dari seluruh dunia.
Dewan transisi kemudian akan menjalankan negara selama 18 bulan, setelah itu akan ada pemilu.
Kepala perunding pihak oposisi Riyad Hijab, yang membelot dari pemerintah pada 2012 setelah ditunjuk sebagai Perdana Menteri, mengatakan HNC akan menolak setiap kesepakatan dari Rusia dan AS jika sebagian besar berbeda dengan usulan HNC ini.
“Jika apa yang disetujui Rusia dan Amerika sangat jauh berbeda dari apa yang menjadi cita-cita masyarakat Suriah, maka kita tidak akan menerimanya,” kata Hijab.
Dilansir dari pertemuan di ibukota Inggris, editor diplomatik Al Jazeera, James Bays mengatakan rencana itu adalah “cetak biru paling rinci yang dibawa pihak oposisi.”