Oleh: Rika Arlianti DM
Akhir-akhir ini hangat diperbincangkan tentang Spirit Doll, bahkan beberapa artis tanah air sudah ada yang mengadopsi Spirit Doll, atau dengan nama lain disebut boneka arwah.
Pada dasarnya, boneka dimainkan oleh anak-anak perempuan. Tapi berbeda dengan Spirit Doll tersebut, di mana boneka ini berbentuk bayi dan dimainkan oleh orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka merawat dan memperlakukannya seperti bayi sungguhan.
Mengutip dari suaramerdeka.com, fenomena Spirit Doll bermula di Thailand pada 2016. Orang-orang mengadopsi boneka arwah tersebut dan meyakini bahwa boneka itu memiliki ‘kekuatan’.
Di Thailand, Spirit Doll dikenal dengan istilah ‘luk thep’ yang berarti malaikat anak, dan mereka percaya bahwa boneka ini akan membawa keberuntungan.
Di Indonesia sendiri, bisa dijumpai beberapa orang dewasa, tidak terkecuali publik figur tanah air juga ikut mengadopsi Spirit Doll, baik yang belum dan sudah memiliki anak.
Melansir dari rumaysho.com bahwa dibolehkan bermain boneka karena sekadar untuk mainan anak perempuan dalam rangka mendidik, agar anak perempuan bisa jadi lebih penyayang.
Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan,
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah tiba dari perang Tabuk atau Khoibar, sementara kamar ‘Aisyah ditutup dengan kain penutup. Ketika ada angin yang bertiup, kain tersebut tersingkap hingga mainan boneka ‘Aisyah terlihat. Beliau lalu bertanya, “Wahai ‘Aisyah, apa ini?” ‘Aisyah menjawab, “Itu mainan bonekaku.” Lalu beliau juga melihat patung kuda yang mempunyai dua sayap. Beliau bertanya, “Lalu suatu yang aku lihat di tengah-tengah boneka ini apa?” ‘Aisyah menjawab, “Boneka kuda.” Beliau bertanya lagi, “Lalu yang ada di bagian atasnya itu apa?” ‘Aisyah menjawab, “Dua sayap.” Beliau bertanya lagi, “Kuda mempunyai dua sayap!” ‘Aisyah menjawab, “Tidakkah engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda yang punya banyak sayap?” ‘Aisyah berkata, “Beliau lalu tertawa hingga aku dapat melihat giginya.” (HR. Abu Daud no. 4932 dan An Nasai dalam Al Kubro no. 890. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadis ini hasan).
Meski begitu, Rasulullah melarang kita untuk menaruh atau mengoleksi boneka di dalam rumah. Boneka yang dimaksud ialah yang menyerupai makhluk hidup seperti memiliki mata dan bentuknya sempurna.
Dalam sebuah Hadis shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Beliau bersabda kepada Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu’ anhu, yang artinya: “Janganlah kalian menyimpan patung atau boneka kecuali telah membuatnya menjadi tidak berbentuk.” (HR. Muslim dalam Al-Jana’iz, 969)
Namun dalam konteks Spirit Doll, boneka yang digunakan sudah hampir menyerupai berhala dan bentuknya sangat persis dengan bayi pada umumnya. Kepercayaan orang-orang bahwa boneka tersebut dapat menenangkan hati, mendatangkan rezeki, memiliki kekuatan, bisa menjadi pengundang keberuntungan, dan lain sebagainya.
Dari kitab Ibnu Katsir disebutkan bahwa pada setiap sudut kampung penduduk Arab Jahiliah, terdapat berhala yang mereka sembah.
Berhala milik mereka disebut berhala perempuan dan merujuk kepada seruan untuk setan-setan yang durhaka. Di dalam berhala itu terdapat jin yang menghuni. Orang-orang Arab Kuno atau Arab Jahiliah juga memberi nama anak perempuan, seperti Lata, Alhuza, Mana, Naila, dan sebagainya kepada berhala tersebut.
Jika dikaitkan dengan Spirit Doll yang dianggap sebagai boneka arwah, di mana terdapat arwah bayi yang sudah meninggal di dalamnya, maka hal tersebut tidak benar. Roh orang yang sudah mati tidak akan masuk ke dalam sebuah boneka atau semacamnya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَيَسْــئَلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِ ۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَاۤ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا
Terjemahnya: “Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh, katakanlah, Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.” (QS. al-Isra’ 17: 85)
Hanya setan dan jin durhaka yang dapat masuk ke dalam boneka yang dimodernisasikan menjadi berhala modern seperti Spirit Doll, maka berhati-hatilah terhadap yang demikian itu karena bisa membahayakan akidah.
Sekilas fenomena Spirit Doll ini terkesan sekadar hiburan semata atau suatu hal yang sedang nge-trend. Namun hal ini lahir dari sekularisme liberal yang perlahan mengikis akal pikiran dan membutakan hati.
Umat Islam harus tetap waspada dan jangan sampai ikut latah. Jika dengan alasan untuk menyalurkan kasih sayang, maka ada baiknya jika mengadopsi bayi sungguhan.
Setiap perbuatan yang dikerjakan baiknya mempertimbangkan pada persoalan akidah. Inilah pentingnya sebuah ilmu agar setiap hal yang sedang viral tidak menjadi konsumsi dalam membenarkan apa yang ada. Wallahu ‘alam.
Editor: Sinta Kasim