SOLO (Jurnalislam.com) – Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Din Syamsuddin mendesak pemerintah untuk bersikap atas kematian ratusan petugas pemilu 2019. Ia menyayangkan sikap presiden Jokowi yang masih diam dalam kasus ini.
Ia menyebut, kematian lebih dari 500 orang tersebut sebagai tragedi kemanusiaan pemilu Indonesia.
“Saya belum membaca belum mendengar ada secuil ungkapan keprihatinan, presiden Jokowi dan jajarannya harus buka suara, kalau sampai diam itu membuka peluang bagi kecurigaan, beliau harus berbicara, mulailah dari keprihatinan, mulailah dari penyatunan,” katanya kepada Jurnalislam.com di Masjid Sudalmiyah Rais, senin, (13/5/2019).
“Dan ini jadi isu nasional, ya bentuklah TGPF apa alasan tidak mau, kecuali untuk menutup-nutupi kesalahan. Kenapa tidak mau diautopsi, apalagi kalau keluarganya menyetujui, ini tabayun, verifikasi, klarifikasi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, kata Din, apabila KPU tidak memperbolehkan diusutnya kasus kematian petugas pemilu tersebut, maka akan membuat masyarakat curiga terhadap KPU.
“Tidak mungkin ya kok seorang komisioner mengatakan mengapa ya kasus kematian ini dipersoalkan, ini membuka peluang dan kecurigaan orang berkata demikian itu,” katanya.
“Biasanya secara psikologis orang yang bersalah, jadi banyak ungkapan ungkapan yang justru membuka kecurigaan yang sebenarnya ada yang menduga seperti itu, bukan tidak mungkin kejadian yang biasa,” imbuh Din.