Kesetiaan Ali Abu Muhammad al Dagestan Untuk Al Qaeda

WASHINGTON (Jurnalislam.com) – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu (25/03/2015) mengumumkan bahwa Aliaskhab Kebekov (juga dikenal sebagai Ali Abu Muhammad al Dagestan) telah ditambahkan ke daftar teroris global pemerintah AS. Aliaskhab Kebekov mengambil alih jabatan pimpinan Islam Emirat Kaukasus (ICE) yang berafiliasi dengan Al-Qaeda pada awal 2014, setelah pendahulunya gugur, Doku Umarov.

Aliaskhab Kebekov adalah loyalis Al Qaeda. “Pada musim panas 2014,” AS mencatat dalam pengumumannya, “Kebekov mengeluarkan pernyataan video yang menyatakan bahwa Emirat Kaukasus adalah “subordinasi struktural” Al Qaeda dan menyatakan kesiapan jamaahnya untuk menjalankan perintah dan instruksi dari pemimpin Al Qaeda.”

Kesetiaan Aliaskhab Kebekov untuk Al Qaeda terbukti jelas setelah terjadi perselisihan antara Tandzim Jihad Syeikh Ayman al Zawahiri dan Islamic State yang diperintah oleh Abu Bakar al Baghdadi, terjadi sejak tahun lalu.

ICE memiliki hubungan yang mendalam dengan jihad di Suriah, terlihat dari bagaimana kelompok tersebut mengirimkan pemimpin dan pejuangnya ke beberapa organisasi. Ketika beberapa dari jihadis Kaukasus memegang posisi kunci di Islamic State, yang lain tetap setia kepada Al Qaeda. Misalnya, Jaish al-Muhajirin wal Ansar yang dipimpin orang Chechnya masih setia kepada Amir ICE dan Al Qaeda meskipun selalu ada upaya untuk tetap netral dalam perang antara Islamic State dan Faksi jihad lainnya.

Pada bulan Januari, pejabat syariah dari Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) dan Jabhah Nusrah, serta jihadis Al Qaeda lainnya, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam orang-orang yang telah melanggar sumpah setia mereka terhadap Aliaskhab Kebekov. Para ideolog Al Qaeda berpendapat bahwa penyataan sepihak dari Islamic State mengenai “Khalifah” mereka sendiri itu tidak sah, karena tidak memiliki aturan syariat yang tepat.

Pernyataan tersebut juga mendukung Aliaskhab Kebekov sebagai Amir ICE, dan menyatakan bahwa pengangkatannya ke posisi itu adalah “berkah.”

Awal bulan ini, AQAP lagi-lagi membantu Aliaskhab Kebekov. Faksi Jihad ini merilis sebuah video menyerukan umat Islam untuk memberikan bantuan keuangan dan juga bantuan lainnya ke jihadis Kaukasus. Video ini menampilkan review sejarah jihad di Kaukasus, serta cuplikan pernyataan dari pemimpin Al Qaeda.

Salah satu pejabat AQAP yang ditampilkan dalam video adalah Syeikh Harits bin Ghazi al Nadhari, yang Syahid dalam serangan pesawat tak berawak AS pada akhir Januari. Syeikh Nadhari juga salah satu penandatangan pernyataan yang mengecam para pembelot ICE dan mensyahkan Aliaskhab Kebekov sebagai Amir Islam Emirat Kaukasus (ICE).

Setelah gugurnya Syeikh Nadhari diumumkan, baik Vilayat Dagestan dan Ansar al Din, yang merupakan koalisi yang dibentuk oleh Jaish al-Muhajirin wal Ansar dan kelompok-kelompok lain di Suriah, mengeluarkan pernyataan menghormatinya. Ini hanya salah satu indikasi bahwa faksi jihad itu tetap menjadi bagian dari Tandzim Al Qaeda.

Pada akhir Juni 2014, Aliaskhab Kebekov merilis sebuah video di mana ia membahas keuntungan penggunaan bom istisyhad dan perlunya menghindari korban sipil. Aliaskhab Kebekov menyebut Syeikh Ayman al Zawahiri sebagai “pemimpin kami” dalam video dan mencatat bahwa Syeikh Zawahiri “mendesak pejuang untuk menghindari tempat-tempat di mana warga sipil berkumpul”.

Besar kemungkinan bahwa Amir ICE itu mengacu kepada pedoman jihad yang dikeluarkan oleh Al-Qaeda di bawah arahan Syeikh Zawahiri. Al Qaeda berusaha untuk membatasi korban sipil di dunia mayoritas Muslim dan mencoba untuk membangun basis dukungan rakyat yang lebih luas.

Departemen Luar Negeri melaporkan bahwa, pada bulan Desember 2014, Aliaskhab Kebekov “memuji pembunuhan 14 aparat penegak hukum Chechnya oleh mujahidin yang mengaku setia kepadanya dan kepada Emirat Kaukasus, Operasi itu konsisten dengan pedoman Syeikh Zawahiri, yaitu jihad yang menargetkan aparat militer.”

Pada bulan September 2014, Aliaskhab Kebekov merilis video lain yang menyebut Syeikh Zawahiri dan ideolog jihad terkemuka lainnya sebagai Ulama Umat” atau ulama bagi umat Muslim internasional. Seluruh ulama lain yang disebut oleh pimpinan ICE dalam video tersebut semuanya mendukung Al-Qaeda dalam perselisihannya dengan Islamic State. Para ulama tersebut termasuk: Syeikh Abu Muhammad al Maqdisi, Syeikh Hani al Sibai, Syeikh Tariq Abd al Halim, dan Syeikh Abu Qatada al Filistini. Semuanya mengkritik Al Baghdadi.

Aliaskhab Kebekov menyebut “seluruh ulama” tersebut sebagai “saudara kami yang kami hargai, orang yang kami cintai, dan menyenangkan mata kami.”

Sangat mungkin bahwa ia menyebut mereka dalam istilah-istilah yang bersinar sebagai pujian bagi mereka dan balasan untuk Islamic State dan para pendukungnya , yang telah menuduh dan memfitnah para ideolog jihad.

“Kami mengandalkan Anda dalam jihad kami dan mengikuti Anda sebagai teladan kami,” kata Aliaskhab Kebekov, menyebut para pemimpin jihad.

“Oleh karena itu, jangan lupakan kami dalam nasihat dan bimbingan, kapanpun Anda bisa dan mungkin.”

Pada akhir September dan awal Oktober tahun lalu, Aliaskhab Kebekov memainkan peran utama dalam mempromosikan inisiatif gencatan senjata jihad di Suriah. Dia bergabung dengan ideolog Al Qaeda lainnya dalam mengeluarkan “Sebuah Inisiatif dan Seruan untuk Gencatan Senjata Antara Faksi di Suriah”.

Beberapa Video Terkini Serangan Mujahidin Terhadap Pasukan Bashar Asaad di Idlib

IDLIB (Jurnalislam.com) – Mujahidin menyerang pasukan Nushairiyah di jantung kota Idlib sejak selasa (24/3/2015). Berikut beberapa video pertempurannya :

Serangan mujahidin terhadap pasukan Bashar Al Asaad di pintu masuk utara kota Idlib, Kamis (26/3/2015)

Mujahidin menargetkan tank pasukan Nushairiyah, Kamis (26/3/2015)

Pertempuran malam hari, Rabu (25/3/2015)

Aksi bom syahid mujahidin suriah menargetkan pertahanan musuh, Selasa (23/3/2015)

Serangan mujahidin dengan meriam SPG9, Selasa (24/3/2015)

serangan dengan senjata berat, Selasa (24/3/2015)

 Selasa (24/3/2015)

 

Innalillahi, Panglima Militer Ahrar Syam Abu Jamil Yusuf Qutb Gugur Dalam Pertempuran di Idlib

IDLIB (Jurnalislam.com) – Innalillahi wa innailaihi rajiun, panglima militer mujahidin Ahrar Syam kembali kehilangan pejuang terbaiknya. Muhammad Qutub, gugur dalam pertempuran di Idlib, sebagaimana diumumkan Ahrar Syam dalam twitter resminya, Rabu (25/03/2015).

Salah satu gerakan mujahidin Suriah yang mengusung penegakan Syariat Islam itu mengatakan melalui akun Twitter, komandan yang lebih dikenal dengan nama Abu Jamil Qutub itu turun langsung bersama anggotanya ke front pertempuran di Idlib. Jabatannya sebagai panglima militer tidak menjadikannya duduk-duduk di tempat aman, sambil mengendalikan pertempuran.

Beliau gugur dalam pertempuran melawan militer rezim yang didukung Syiah Hizbullah dan milisi Iran di kota Dier Ragb di pedesaan Idlib.

Abu Jabir Syaikh, pemimpin utama Ahrar Syam mengungkapkan kesedihannya atas gugurnya pejuang terbaik sekaligus teman dekatnya itu. Ia menulis dalam Twitternya, “Saudara dan teman seperjuanganku, seharusnya engkaulah yang berduka atasku. Jika aku teringat kepahlawanan dan pengorbananmu seakan engkau masih hidup”.

Abu Jamil Qutub merupakan orang kedua di gerakan Ahrar Syam. Beliau diamanahi sebagai penanggung jawab militer dan dikenal dekat dengan pemimpin Ahrar.

Bahkan, beliau termasuk pencetus berdirinya gerakan Ahrar Syam ketika konflik Suriah telah berkecamuk. Beliau juga pernah mendekam di penjara Iraq bersama Syaikh Abu Mush’ab Az-Zarqawi yang gugur di Iraq.

Ceramah terakhir beliau :

Ally | Jurniscom

Brigade al Aqsha” Wisuda Pasukan Istisyhad” di Selatan Gaza

KHANYUNIS (jurnalislam.com) – Suara tembakan dan ledakan bergema, diiringi dengan yel-yel dan takbir. Para pejuang perlawanan berhasil menyerbu salah satu markas mirip milik penjajah Zionis di tengah-tengah takbir para pejuang perlawanan. Begitulan manuver militer dilakukan oleh Brigade Martir al Aqsha, sayap militer gerakan Jihad Islam dari kelompok Aiman Jaudah, saat wisuda Kesatuan Istisyhadiyin (berani mati) di selatan Jalur Gaza.

Manuver militer ini dilakukan pada Rabu  (25/03/2015) petang dengan nama “Wahai Quds, Kami Datang”, di dalam markas latihan milik Brigade Perlawanan Nasional, sayap militer Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP) di selatan Khanyunis, yang dihadiri sejumlah pemimpin Brigade al Aqsha.

Para mujahidin yang diwisuda ini sebagian telah melakukan aksi-aksi selama agresi terakhir Zionis ke Jalur Gaza. Kesatuan ini bertekad untuk mengembalikan al Quds. Karena apa yang diambil dengan kekuatan maka tidak bisa diambil kembali kecuali dengan kekuatan.

Komandan Militer Kelompok Aiman Jaudah mengatakan bahwa latihan ini melibatkan 40 personil dari kesatuan berani mati (istisyhadiyin). Mereka dilatih keahlian tempurnya dan ditambah kesiapan mereka untuk menghadapi setiap agresi Zionis yang akan datang.

 

Deddy | Infopalestina | Jurniscom

Bekas Tawanan Taliban Sersan Bowe Bergdahl Didakwa Militer AS Dengan Tuduhan Desersi

TEXAS (Jurnalislam.com) – Pejabat mengatakan, “Sersan Angkatan Darat yang meninggalkan pos di Afghanistan sebelum ditangkap oleh Taliban, Bowe Bergdahl,  akan dihadapkan ke mahkamah militer”.

Sersan Bowe Bergdahl, tentara yang meninggalkan jabatannya di Afghanistan dan ditawan  oleh Taliban menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah melakukan kedua tuduhan yang dia hadapi.

Sersan Bowe Bergdahl didakwa dengan salah berperilaku di depan musuh, dengan hukuman maksimum penjara seumur hidup. Ia juga didakwa dengan desersi, dengan hukuman maksimal lima tahun.

Bergdahl juga menghadapi kemungkinan dipecat dengan tidak hormat, penurunan pangkat dan perampasan semua gajinya jika terbukti atas kedua tuduhan yang diumumkan Rabu (25/3/20125).

Kasus ini sekarang berada pada tahap pendengaran Pasal 32, yang mirip dengan dewan juri. Dari sana, kasus itu bisa dirujuk ke pengadilan militer dan diajukan ke pengadilan.

Seorang juru bicara militer AS, Kolonel Daniel King, mengatakan pada hari Rabu bahwa sidang akan berlangsung di Fort Sam Houston di Texas, tanggalnya akan diumumkan kemudian.

Tuntutan tersebut adalah perkembangan terbaru dalam perdebatan panjang dan pahit atas kasus Bergdahl, serta menggarisbawahi konsekuensi militer dan politik terhadap keputusannya pada tanggal 30 Juni 2009, yaitu meninggalkan posnya setelah merasa ragu mengenai peran militer AS, serta dirinya sendiri, dalam perang Afghanistan.

Setelah meninggalkan pos, Bergdahl ditangkap oleh Taliban dan dikuasai oleh anggota jaringan Haqqani, sebuah kelompok mujahidin  yang terkait dengan Taliban yang beroperasi di Pakistan dan Afghanistan.

31 Mei lalu, Bergdahl diserahkan kepada pasukan khusus AS di Afghanistan sebagai bagian dari pertukaran lima komandan Taliban yang ditahan di Teluk Guantanamo, Kuba.

Setelah menghabiskan sekitar dua minggu untuk memulihkan diri di sebuah rumah sakit militer AS di Jerman, Bergdahl dikirim ke Brooke Army Medical Center di Fort Sam Houston di Texas pada tanggal 13. Di sana ia melakukan tugas-tugas administratif, menunggu kesimpulan dari kasus ini.

Pertukaran tahanan tersebut memicu perdebatan tentang apakah AS harus merilis lima anggota Taliban, yang bisa saja kembali ke medan perang.

Mayor Jenderal Kenneth R. Dahl menyelidiki kasus Bergdahl, dan menghabiskan waktu berbulan-bulan mewawancarai para anggota dan komandan, serta bertemu dengan Bergdahl dan pengacaranya, Eugene Fidell, seorang ahli peradilan militer yang juga dosen tamu di Yale Law School. Dia menyerahkan laporannya pada pertengahan Oktober, mengatur tindakan review hukum laporannya dan merencanakan tindakan lanjutan Angkatan Darat.

Kasus ini diajukan ke Jenderal Mark Milley, kepala Pasukan Komando Angkatan Darat di Fort Bragg, dan ia telah meninjau laporan besar itu selama beberapa bulan. Dia telah memiliki berbagai pilihan hukum.

Milley bisa memutuskan untuk tidak mendakwa Bergdahl sama sekali, merekomendasikan tindakan administratif atau mengadakan pengadilan militer mengenai pelanggaran yang lebih serius.

Beberapa kalangan militer menyarankan bahwa menangkap Bergdahl dalam jangka lama sudah merupakan hukuman yang cukup, tetapi yang lain, termasuk mantan anggota unitnya, meminta hukuman yang lebih serius dengan pertimbangan banyak anggota yang lain mempertaruhkan hidup mereka – dan beberapa bahkan mati – saat mencari Bergdahl.

Deddy | Al Jazeera  | The Associated Press | Jurniscom

Mujahidin Kepung Pasukan Rezim Asaad di Jantung Kota Idlib (Reportase Langsung)

IDLIB (Jurnalislam.com) – Dari pinggiran Kota Idlib, Suriah, kontributor Bumisyam, Shakirullah, melaporkan langsung serangan yang dilancarkan oleh Mujahidin dari berbagai faksi terhadap pasukan rezim Basyar Asad di jantung Kota Idlib tadi malam, Rabu (25/3/2015).

Serangan utama telah dimulai pada selasa (24/3/2015) setelah shalat Ashar. Dengan karunia Allah kami meliput langsung dari front terdepan jalannya pertempuran.

Pertempuran untuk merebut jantung Kota Idlib itu dilancarkan dari tiga sisi. Sisi selatan dan barat daya oleh Jabhah Nushrah, sisi utara dan barat laut oleh Jundul Aqsa, dan sisi Timur sepenuhnya oleh Ahrar Syam.

Sementara jalan penghubung dari kota Idlib menuju kota Ariha yang juga dikuasai rezim, dijaga oleh gabungan faksi-faksi jihad lain guna memutus jalur bantuan musuh dan untuk mencegat mereka dari upaya melarikan diri.

Serangan dibuka oleh tembakan para sniper Mujahidin ke arah musuh, diiringi oleh lontaran mortar dan midfah “Jahanam” (meriam Howitzer), sebagaimana telah kami laporkan sebelumnya.

Sejak laporan pertama hingga dilancarkannya operasi, serangan yang sama terus dilancarkan untuk mengacaukan konsentrasi musuh dan merusak pertahanan mereka.

Mujahidin Ahrar Syam bergerak terlebih dahulu di sisi timur dan berhasil dengan cepat memukul mundur kekuatan musuh yang bertahan di sana. Kemudian disusul Jabhah Nushrah dan Jundul Aqsa dari selatan dan barat daya.

Pertempuran berlangsung cepat, setelah serangan-serangan pembuka berupa mortar dan midfah “jahanam” mampu menggoyahkan musuh.

Serangan berikutnya adalah operasi istisyhadiyah yang dilancarkan oleh seorang Mujahidin Jabhah Nushrah dengan target menghantam posko yang menghadang jalan menuju Kota Idlib. Serangan ini berhasil menghancurkan posko tersebut dan menewaskan para tentara musuh yang ada di sana.

Kemudian disusul dengan cepat oleh serangan tank yang diiringi oleh regu taktis dan regu serbu Jabhah Nushrah, sehingga berhasil masuk dan mengambil alih posko-posko tentara musuh yang bertebaran di pinggiran kota.

Atas karunia Allah semata, musuh nampak tidak berdaya menghadapi serangan yang datang dari berbagai penjuru dan cukup mendadak ini, bahkan mungkin tidak mereka sangka Mujahidin berani memasuki jantung Kota Idlib. Mereka nampak panik dan kebingungan dengan menembak membabi buta ke segala arah, berlarian, bahkan ada yang langsung menyerahkan diri.

Alhamdulillah, empat posko yang ditargetkan oleh Mujahidin Jabhah An-Nushrah berhasil dikuasai dalam waktu singkat. Regu serbu Jabhah Nushrah masuk satu jam menjelang shalat maghrib. Hingga kemudian para mujahidin mampu menguasai sejumlah sudut kota dan bertahan di sana.

Pada Rabu (25/3/2015), Mujahidin melanjutkan pertempuran untuk menguasai kota sepenuhnya. Sementara Mujahidin Ahrar Syam dan Jundul Aqsa sebelumnya telah menguasai posko-posko musuh yang ada di sisi mereka. Hanya detailnya belum bisa kami konfirmasikan.

Kami akan mencoba terus memberikan update informasi dari pertempuran merebut Kota Idlib ini, insya Allah.

Pertempuran masih berlanjut. Mujahidin sekarang sedang melakukan ribath (menjaga benteng pertahanan dari serangan musuh) di posko-posko dan jalur yang telah mereka kuasai. Sembari mempersiapkan tahapan berikutnya dari operasi yang insya Allah, mendapat barokah ini. Di sini kami, dari bumi Syam yang penuh barokah, mengimbau kepada kaum Muslimin, agar mendoakan saudara-saudara kalian, saudara kita, Mujahidin yang tengah berjihad dijalan Allah, untuk meninggikan kalimat-Nya, menegakkan Syariat-Nya dan membela kemuliaan Kaum Muslimin.

Pertempuran pada Rabu (25/3/2015), di Idlib, dan juga yang terjadi di Dar’a, Halab (Aleppo), Hama dan tempat lainnya di Suriah adalah satu kesatuan dengan seluruh front Jihad melawan musuh-musuh Islam di seluruh dunia.

Jika Allah memenangkan kita di Kota Idlib pada hari ini, insya Allah esok kita akan dimenangkan-Nya di Damaskus, dan lusa, dengan izin-Nya pula, kita akan bebaskan Baitul Maqdis. Kemudian kita kumandangkan adzan kebebasan di sana. Maka pada hari itu Dien ini semata-mata hanyalah milik Allah Ta’ala. Allahu Akbar!

Kontributor : Shakirullah | Editor : Ally | Jurniscom

 

Pemberontak Syiah Houthi Ambil Alih Lembaga Negara Yaman di Aden

Aden  (Jurnalislam.com)  –  Para pemberontak Syiah Houthi telah menguasai beberapa lembaga negara di selatan kota Aden, saksi mata mengatakan.

"Houthi loyalis telah menyita lembaga negara di kota," kata seorang saksi mata kepada The Anadolu Agency.

Menurut saksi, pasukan  pemberontak Houthi menguasai bank sentral Aden, HQ,  serta bandara kota.

Saksi mata mengatakan sebelumnya Rabu (25/3/2015) bahwa pesawat tempur telah menargetkan sekitar istana kepresidenan Aden tempat Presiden  Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi bersembunyi.

Serangan udara itu terjadi saat pasukan Houthi mulai masuk ke Aden, dimana Hadi berusaha untuk mengembalikan posisi presiden setelah meninggalkan ibukota Sanaa akhir bulan lalu.

 Sebelumnya di hari Rabu juga, sebuah sumber yang dekat dengan Hadi menepis rumor bahwa presiden telah melarikan diri dari Aden saat mengetahui kedatangan Houthi.

Yaman berada dalam peperangan sejak September lalu, ketika pemberontak Syiah  Houthi menguasai Sanaa, dan mulai sejak itu berusaha untuk memperluas pengaruh mereka ke bagian lain negara itu.

Akhir bulan lalu, Hadi melarikan diri dari Sanaa ke Aden – setelah ia ditempatkan di bawah tahanan rumah oleh pemberontak Houthi.

Setibanya di kota selatan tersebut , Hadi memberhentikan semua keputusan Houthi yang baru dikeluarkan sebagai "nol" dan "tidak sah". Dia juga mencabut pengunduran dirinya yang ia serahkan sebelumnya ke parlemen Yaman.

Pemberontak Houthi kemudian mengeluarkan deklarasi konstitusional untuk membubarkan parlemen dan membentuk dewan transisi  berisi 551-anggota.

Namun Deklarasi itu ditolak oleh sebagian besar kekuatan politik Yaman – dan bersama dengan beberapa negara Teluk tetangga menggambarkan deklarasi tersebut sebagai kudeta terhadap legitimasi konstitusional  Yaman.

 

Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom

Koalisi Mujahidin Suriah Rebut Benteng Terakhir Rezim Assad di Deraa, Tewaskan 20 Pasukan Nushairiyah

DERAA (JUrnalislam.com)  – Koalisi mujahidin Suriah telah menguasai kota Bosra al-Sham, benteng terakhir rezim Bashar al-Assad di Deraa, Suriah selatan, Rabu (25/03/2015).

Pertempuran meletus mulai  dari empat hari lalu dan para mujahidin menguasai cek poin militer musuh  dan bangunan yang digunakan sebagai pos militer oleh pasukan rezim Nushairiyah Assad dua hari kemudian.

Kota jatuh di bawah kendali mujahidin setelah pasukan mujahidin  memblokir dua jalan pasokan logistic dari kantor gubernur As-Suwayda .

Setidaknya 20 tentara rezim Assad tewas dalam operasi  tersebut dan ada beberapa yang ditangkap.

Busra al-Sham kota yang terletak 40 kilometer sebelah barat dari kota Deraa, adalah kubu pasukan rezim Suriah dan rezim pro-Assad milisi Syiah Nushairiyah memiliki kepentingan strategis karena lokasinya di jalan raya yang mengarah ke perbatasan Yordania.

Faksi faksi Jihad lainya pada hari  Rabu juga maju di Idlib dan menguasai sejumlah wilayah kota di barat laut Suriah, merebut kendali minimal 11 poin rezim militer Assad.

Abu al-Mo'tasim, seorang komandan militer  Ahrar al-Sham, mengatakan kepada Anadolu Agency, “Bahwa para mujahidin  mulai menargetkan dua pos militer musuh  yang akan memungkinkan para mujahidin untuk merebut kendali kota sepenuhnya”.

Abu al-Laith, seorang komandan militer brigade Soqour al-Jabal mengatakan, "Puluhan tentara rezim tewas dan empat kendaraan lapis baja (tank) rezim Assad hancur dalam operasi penyerbuan dan gudang amunisi Assad dikuasai" .

 

Deddy | World Bulletin | Anadolu Agency | Jurniscom

Tolak Kebijakan Jokowi, Mahasiswa Se-Yogyakarta Turun ke Jalan

YOGYAKARTA (Jurnalislam.com) – Gelombang aksi mahasiswa memadati area Kilometer Nol Yogyakarta pada hari Senin, (23/03/2015) untuk menyampaikan unjuk rasa menolak beberapa kebijakan Presiden RI Joko Widodo yang dinilai semakin meresahkan warga.

Ratusan massa yang dikoordinasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) ini menyampaikan lima tuntutan yang dibacakan oleh beberapa orator dalam aksi tersebut.

Tuntutan para mahasiswa itu antara lain, kesatu, menolak kenaikan harga bahan pokok dan menuntut Jokowi untuk menstabilkan perekonomian Nasional. Kedua, menolak segala politisasi hokum dan mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia.

Ketiga, menuntut Jokowi untuk mengakuisisi asset negara yang dikelola pihak asing. Keempat, menolak liberalisasi harga minyak dan gas oleh pemerintah dan terakhir, menuntut pemerintah untuk tidak merusak symbol demokrasi di Indonesia.

Meski demikian, perwakilan mahasiswa menyatakan belum ada rencana dalam waktu dekat ini untuk melengserkan Jokowi.

“Saat ini belum ada. Kita lihat perkembanganya dulu ke depan. Tuntutan ini kan sudah diterima oleh DPRD jadi kita lihat nanti perkembangannya,” ujar Bani Asrofudin, salah seorang orator aksi.

Selain menggelar orasi di kilometer nol Jalan Malioboro, gabungan mahasiswa yang terlihat dari sejumlah  kampus yang berbeda-beda itu bergerak dari gedung DPRD Kota Yogyakarta. Aksi itu dilnajutkan dengan long march hingga ke kilometer nol Yogyakarta.

sumber : Kiblat | Ally | Jurniscom

9800 Pasukan AS Tetap Berada di Afghanistan Hingga Akhir 2015

WASHINGTON (Jurnalislam.com) – AS akan menyisakan 9.800 tentaranya Di Afghanistan sampai tahun 2015, atas permintaan Presiden Afghanistan Ashraf, Barack Obama mengatakan Selasa (24/03/2015).

“Presiden Ghani meminta fleksibilitas pada penarikan pasukan kami. Saya sudah berkonsultasi dengan Jenderal (John) Campbell di Afghanistan. Tim keamanan nasional saya, dan saya telah memutuskan bahwa kami akan mempertahankan 9.800 tentara kami saat ini sampai akhir tahun 2015,” kata Obama dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Afghanistan yang membuat kunjungan pertama ke AS sejak terpilih tahun lalu.

Obama berencana untuk mengurangi pasukan AS menjadi 5.000 pada akhir 2015, tapi kemudian mengabulkan permintaan Ghani itu.

“Fleksibilitas ini mencerminkan kebangkitan kemitraan kami dengan Afghanistan, yang ditujukan untuk membuat Afghanistan yang aman dan mencegah serangan teroris (baca : mujahidin),” menurut Obama.

Batas waktu untuk mengurangi kehadiran personel AS di kedutaan pusat tidak berubah, Obama mengatakan, masih tetap hingga akhir 2016, setelah itu, hanya kekuatan kecil yang akan ditempatkan melindungi kedutaan AS.

Pasukan Amerika akan terus memainkan peran non-tempur di Afghanistan dan pasukan Afghanistan masih memiliki tanggung jawab penuh atas keamanan negara mereka, katanya.
“Kami ingin memastikan bahwa kita melakukan segala yang kami bisa untuk membantu pasukan keamanan Afghanistan berhasil, sehingga kita tidak harus kembali,” tambahnya.

Ghani mengatakan situasi keamanan di Afghanistan mengharuskannya meminta kehadiran pasukan AS di negaranya.

“Ada banyak pekerjaan di depan kita, dan fleksibilitas yang telah disediakan akan digunakan untuk efek yang maksimum, untuk meriangkan reformasi, untuk memastikan bahwa pasukan keamanan kami menghormati hak asasi manusia, bahwa mereka menginternalisasi praktik yang mengikat tentara, kekuatan polisi, dinas rahasia, kepada orang-orang, “kata Ghani.

 

Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom