
SERANG (Jurnalislam.com) – Wakil Ketua Umum PP Persatua Islam (Persis), Dr Jeje Zaeunidun menilai, maraknya kasus kecelakaan lalu lintas saat mudik lebaran sebagai peristiwa yang penuh ironi.
“Banyak fakta dan peristiwa yang penuh ironi. Lima jiwa yang mati akibat bom teroris tentu sangat mengerikan dan menakutkan selain akan jadi berita dunia tentunya. Pada saat yang bersamaan, hampir lima ratus jiwa mati dan ratusan korban luka akibat kecelakaan lalu lintas saat mudik lebaran disikapi dengan dingin dan acuh tak acuh saja,” terangnya kepada Jurnalislam, Sabtu (9/7/2016).
Besarnya korban kecelakaan saat mudik lebaran dinilainya sebagai akibat dari buruknya sistem transportasi dan infrastruktur lalu lintas di Indonesia.
“Lebih mengerikan lagi jika mencermati besarnya jumlah korban lalulintas nasional pertahun yang rata – rata di atas angka 30 ribu nyawa melayang,” tandasnya.
Namun, lanjut dia, besarnya jumlah korban lalu lintas tidak pernah diopinikan sebagai kegagalan atau bahkan kejahatan negara terhadap rakyatnya.
“Sampai saat ini kita masih menerima korban korban jiwa itu sebagai takdir yang wajar dan resiko perjalanan. Hanya takdir yang wajar dan resiko perjalanan,” tegasnya.
Ustadz Jeje menyebut ribuan korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas itu laksana “teror” dari buruknya sistem transportasi nasional. Meskipun jumlah korbannya lebih besar dari korban teror ISIS di tanah air.
“Lalu berapa besar anggaran yang disiapkan negara untuk perbaikan sarana dan infrastruktur transportasi rakyat demi keselamatan warga negaranya dibanding besarnya anggaran BNPT dan Densus 88 untuk membasmi terorisme?” tukasnya.
“Sudahkah kita berlaku adil terhadap keselamatan jiwa manusia? Ataukah karena yang jadi korban keburukan sistem transportasi itu hanyalah rakyat jelata yang tidak patut dihargai,” pungkasnya
Reporter: Muhammad Fajar Adytia I Editor: Ally Muhammad Abduh