YAMAN (Jurnalislam.com) – Pada tanggal 20 Desember, al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) merilis video yang menampilkan Amir Syeikh Qasim al Raymi. Syeikh Al Raymi berbicara hampir 20 menit tentang jihad dan pentingnya menghadapi Amerika.
Syeikh Al Raymi mengatakan bahwa AS adalah kendala utama yang menghalangi mujahidin dalam membangun negara yang bersyariat Islam.
Al Raymi menggambarkan AS sebagai musuh utama dan nyata, karena mendukung semua lawan mujahidin di seluruh dunia.
"Amerika membuat musuh kami menjadi tak terhitung jumlahnya sehingga mengalihkan perhatian kita untuk melawan mereka, dan mereka membawa konflik masuk ke dalam tanah kami sehingga konflik tetap jauh dari tanah mereka sendiri," kata al Raymi, menurut terjemahan yang diperoleh dari The Long War Journal, Kamis (24/12/2015).
Tidak ada pihak lain yang mampu memobilisasi dan menghasut orang lain lebih daripada Amerika.
Jihadis tidak memikirkan pertempuran lokal mereka sebagai satu-satunya laga yang penting, menurut Syeikh al Raymi. "Kami adalah umat tunggal satu kesatuan kaum Muslimin di seluruh dunia dan kami adalah orang-orang yang sama bahkan jika kami hadir di lokasi yang berbeda. Jika orang berpikir hanya tentang dirinya sendiri dan percaya dengan perbatasan, maka ia mengisolasi dirinya dari ummat dan luasnya pertempuran," kata Syeikh al Raymi.
Saat perang berkecamuk, mujahidin harus mampu melihat masalah dari sudut pandang seorang umat yang satu, untuk mencari tahu siapakah musuh yang nyata, dan bukan dari sudut pandang medan perang terpisah di Afghanistan, Irak, Somalia, Yaman atau di tempat lain. Dari perspektif ini, Syeikh al Raymi berpendapat, jelas bahwa musuh sejati kaum muslimin adalah Amerika.
Syeikh Al Raymi mengatakan AS menyangga pemerintah Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi di Yaman, dan tanpa dukungan Amerika pasukan Hadi tidak akan mampu melakukan perlawanan nyata bagi jihadis. "Yang bisa dilakukan agen (Hadi) ini hanyalah meletakkan perangkat pelacakan ke arah para pemimpin jihadis, atau mengarahkan rudal Amerika ke target yang harus diserang."
Syeikh Al Raymi bahkan berpendapat bahwa AS adalah musuh dekat karena pasukan Amerika tidak jauh. Hadi malah berkali-kali lebih jauh daripada orang Amerika, ungkap Amir AQAP.
Syeikh Al Raymi ditunjuk sebagai pemimpin senior AQAP setelah pendahulunya, Nasir al Wuhayshi, syahid dalam serangan pesawat tak berawak AS pada pertengahan Juni. Beberapa pekan kemudian, dalam pesan audio, Syeikh al Raymi memuji kawannya yang gugur dan menegaskan kembali kesetiaannya kepada Syeikh Ayman al Zawahiri, Amir al Qaeda global.
Syeikh al Raymi juga membicarakan tema yang dikembangkan oleh al Qaeda dekade lalu. Dia mengulang retorika Syeikh Usama bin Laden dengan menggambarkan Amerika sebagai musuh utama.
Meskipun Syeikh al Raymi mengatakan para mujahidin harus fokus pada pertempuran dengan AS, namun, AQAP sebenarnya menggunakan sebagian besar sumber dayanya untuk memerangi Syiah Houthi, yang didukung oleh Republik Syiah Iran.
Pemberontak Syiah Houthi memperoleh kemenangan hampir di seluruh Yaman pada akhir 2014, dan akhirnya mampu menggulingkan pemerintah Hadi awal tahun ini. Sejak saat itu, AQAP mengaku bertanggungjawab atas ratusan serangan terhadap posisi militer dan pasukan Houthi di Yaman.
Di waktu lalu, para pemimpin AQAP lainnya telah mengatakan bahwa Syiah Houthi sebetulnya merupakan bagian dari sumbu Iran-Amerika yang dikhususkan untuk menggagalkan visi dan misi mujahidin di Yaman.
Syeikh Al Raymi memperjelas bahwa tujuan utama AQAP adalah untuk mendirikan Daulah Islam di Yaman berdasarkan hukum syariah. Namun, ia mengatakan jihadis tidak akan berhasil selama Amerika masih terus menghalanginya.
Walaupun sekarang ini AQAP telah berhasil merebut seluruh wilayah Yaman selatan tahun ini, dan telah mulai menerapkan hukum syariah di berbagai daerah. Tapi AQAP mengakui belum berkuasa atas sebuah Imarah pada suatu negri, atau Daulah Islam Yaman.
Amir AQAP ini mengkritik upaya untuk mendirikan sebuah Khilafah Islam dalam perang sebelum hukum syariah dapat dilaksanakan sepenuhnya diseluruh negeri. Tidak diragukan lagi ini adalah kritik terhadap Islamic State (IS) Khilafah yang terbentuk secara sepihak, buatan Abu Bakr al Baghdadi.
"Hari ini, kita berada pada tahap jihad defensif terhadap musuh (Amerika) dan koalisi yang berdiri menentang pembentukan sebuah Daulah Islam Yaman yang berdiri di antara kami dan pembentukan syariah kami," Syeikh al Raymi berpendapat. "Setiap kali muncul di suatu daerah, AS datang untuk melawan dan menghancurkannya."
Oleh karena itu, Syeikh al Raymi menegaskan, "baik dia dan seluruh mujahidin lainnya diwajibkan untuk menghilangkan hambatan ini dan langsung mengarahkan senjata mereka kepada Amerika."
Deddy | TLWJ | Jurnalislam