Trump Ultimatum Hamas: Terima Gencatan Senjata atau Hadapi Konsekuensi

Trump Ultimatum Hamas: Terima Gencatan Senjata atau Hadapi Konsekuensi

GAZA (jurnalislam.com)- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan ancaman baru kepada Hamas terkait proposal gencatan senjata di Gaza. Ancaman itu disampaikan di tengah serangan udara Israel yang terus mengguncang Kota Gaza.

Dalam pernyataan pada Ahad (7/9/2025), Hamas mengonfirmasi telah menerima “beberapa gagasan” dari AS dan menyambut baik setiap inisiatif yang berupaya mengakhiri perang. Namun, kelompok Palestina itu belum memberikan tanggapan resmi terhadap proposal terbaru tersebut.

Trump menegaskan, pembebasan seluruh tawanan Israel menjadi syarat utama dalam perundingan.

“Ini adalah peringatan terakhir saya. Israel telah menerima persyaratan saya. Sudah waktunya bagi Hamas untuk menerima juga,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya.

𝗣𝗿𝗼𝗽𝗼𝘀𝗮𝗹 𝗚𝗲𝗻𝗰𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗦𝗲𝗻𝗷𝗮𝘁𝗮

Menurut laporan media Israel, rancangan terbaru mengharuskan Hamas membebaskan 48 tawanan pada hari pertama gencatan senjata. Sebagai imbalannya, Israel akan menghentikan serangan di Kota Gaza, membebaskan ribuan tahanan Palestina, serta memasuki negosiasi untuk mengakhiri perang. Trump disebut akan mengawasi langsung proses perundingan tersebut.

Sejumlah pejabat Israel menyebut proposal ini diajukan tim Trump. Namun, laporan dalam negeri Israel menegaskan adanya keterlibatan signifikan dari pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Jurnalis Israel, Amit Segal, bahkan menyebut rancangan itu “berasal dari Yerusalem.”

Netanyahu dikenal kerap menggagalkan upaya gencatan senjata. Bulan lalu, ia menarik dukungan atas rencana yang difasilitasi utusan Timur Tengah AS, Steve Witkoff, meski Hamas telah menerimanya. Saat itu, Netanyahu menegaskan hanya akan menerima “akhir perang permanen” dengan tuntutan: pembebasan seluruh tawanan, pelucutan senjata Hamas, kendali penuh Israel atas keamanan, serta pemerintahan Gaza yang tidak terkait Hamas maupun Otoritas Palestina.

𝗦𝗶𝘁𝘂𝗮𝘀𝗶 𝗱𝗶 𝗚𝗮𝘇𝗮

Manuver diplomatik ini berlangsung di tengah intensitas serangan Israel yang semakin meningkat. Militer Israel telah berminggu-minggu membombardir wilayah padat penduduk di Gaza, menyebabkan puluhan ribu warga mengungsi dan sejumlah kawasan luluh lantak.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Senin (8/9) kembali melontarkan ancaman keras. Ia memperingatkan Hamas bahwa bila tidak membebaskan tawanan dan melucuti senjata, “Gaza akan dihancurkan dan kalian akan dilenyapkan.”

Pernyataan itu mempertegas sikap keras pemerintah Israel, sementara prospek gencatan senjata masih bergantung pada kesediaan Hamas dan Israel menerima proposal yang kini berada di meja perundingan. (Bahry)

Sumber: TNA

Bagikan