Jurnalislam.com – Gereja Katolik telah berulang kali diguncang oleh skandal pelecehan seksual terhadap anak selama tiga dekade terakhir.
Pelecehan seksual yang dilakukan kardinal, pastor, uskup, dan para pembantunya justru terjadi di beberapa negara maju Eropa, Amerika dan Australia.
Paus Fransiskus telah berupaya mengatasi masalah ini dengan mengizinkan dilakukannya investigasi. Paus pun berjanji akan melakukan langkah pencegahan agar tindak kejahatan ini tidak terulang lagi.
“Dengan rasa malu dan pertobatan, kami mengakui sebagai komunitas gerejawi bahwa kami tidak berada di tempat yang seharusnya, bahwa kami tidak bertindak tepat waktu, menyadari besarnya dan beratnya kerusakan yang terjadi pada begitu banyak kehidupan,” kata Paus Fransiskus dalam suratnya.
Berikut kasus pelecehan seksual gereja Katolik di sejumlah negara,
1. Perancis
Penyelidikan independen pada Oktober 2021 mengatakan telah menyimpulkan ada sekitar 216.000 anak-anak korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh pendeta Gereja Katolik Prancis antara tahun 1950 dan 2020. Namun, jumlah ini diperkirakan meningkat hingga 330.000, dengan memasukan identitas korban maupun pelaku yang bukan pastor, tetapi memiliki hubungan dengan Gereja, seperti sekolah agama ataupun program pemuda.
Jean-Marc Sauve, kepala komisi yang menyusun laporan investigasi, mengatakan pelecehan di Prancis adalah sistemik dan telah dilakukan oleh sekitar 3.000 pastor dan orang lain yang terlibat di gereja.
Sekitar 80% korban adalah anak laki-laki.
Berbicara di depan publik, presentasi online dari laporan tersebut, Suave menambahkan bahwa Gereja telah menunjukkan “penuh ketidakpedulian dan bahkan kejam selama bertahun-tahun”, melindungi dirinya sendiri daripada para korban.
Gereja tidak hanya gagal untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, katanya, tetapi juga menutup mata terhadap pelecehan dan kadang-kadang secara sengaja menempatkan anak-anak berhubungan dengan pemangsa.
“Konsekuensinya sangat serius,” kata Sauve. “Sekitar 60% pria dan wanita yang mengalami pelecehan seksual menghadapi masalah besar dalam kehidupan sentimental atau seksual mereka.”
2. Australia
Setelah serangkaian skandal, pada tahun 2013 pemerintah Australia membentuk Komisi Kerajaan, penyelidikan tingkat tinggi kasus pelecehan seksual terhadap anak.
Komisi itu mengatakan pada Februari 2017 bahwa sebagian besar pelecehan terjadi di gereja-gereja, dengan 7% pastor Katolik dituduh melakukan pelecehan terhadap anak-anak di Australia antara tahun 1950 dan 2010. Dikatakan tuduhan itu hampir tidak pernah diselidiki.
Ditemukan bahwa 4.444 dugaan insiden pelecehan seksual terhadap anak telah dilaporkan kepada otoritas Gereja. Di beberapa keuskupan, lebih dari 15% pastor adalah pelakunya.
Komisi Kerajaan juga mendengar kesaksian dari mantan kepala keuangan Vatikan Kardinal George Pell, yang dinyatakan bersalah pada 2018 karena melakukan pelecehan seksual terhadap anggota paduan suara di Melbourne pada 1990-an.
Pell yang pernah menjadi tsar anti-korupsi Paus Fransiskus dibebaskan dari penjara pada tahun 2020 setelah pengadilan membatalkan hukumannya.
3. Jerman
Pada bulan Juni 2021, Paus Fransiskus menolak tawaran uskup Jerman Reinhard Marx untuk mengundurkan diri karena “kegagalan institusional dan sistemik” Gereja dalam menangani pelecehan seksual anak di kota barat Cologne.
Terungkap bahwa 314 anak di bawah umur, kebanyakan anak laki-laki di bawah usia 14 tahun, mengalami pelecehan seksual disana antara tahun 1975 dan 2018.
Sebuah studi Konferensi Waligereja Jerman pada 2018 sebelumnya mengungkapkan pelecehan seksual yang meluas oleh pastor Jerman.
Ditemukan bahwa 1.670 pastor telah melakukan beberapa jenis serangan seksual terhadap 3.677 anak di bawah umur, kebanyakan anak laki-laki di bawah 13 tahun, antara tahun 1946 dan 2014.
Sebagian besar pelaku belum dihukum dan gereja memberikan kompensasi berdasarkan kasus per kasus, tanpa transparansi.
4. Amerika Serikat
Pada tahun 2002, Boston Globe mengungkapkan pelecehan seksual skala besar menimpa anak-anak di keuskupan Boston dan upaya hierarki Katolik untuk menutupinya.
Pada tahun 2004, komisi gereja menerbitkan sebuah laporan yang mewajibkan para pastor untuk melaporkan dugaan penyerangan seksual.
Menurut para pengacara, lebih dari 11.000 pengaduan telah diajukan di AS oleh para korban pastor. Keuskupan telah membayar ratusan juta dolar di luar pengadilan.
Asosiasi korban mengatakan bahwa pembayaran ini memungkinkan gereja untuk melarikan diri dari pengadilan.
Investigasi juri agung ke keuskupan Pennsylvania pada tahun 2018 mengungkap penyembunyian sistematis oleh gereja atas pelecehan oleh “lebih dari 300 pastor predator”. Lebih dari 1.000 korban anak disebutkan.
Kardinal Donald Wuerl, yang dituduh menutup-nutupi, akhirnya mengundurkan diri.
Pada 2019, Paus Fransiskus memecat mantan kardinal Amerika Theodore McCarrick untuk pertama kalinya di gereja.
Beberapa keuskupan telah membuka arsip mereka, mengungkapkan bahwa ratusan pastor telah dicurigai melakukan pelecehan terhadap anak di bawah umur.
5. Irlandia
Tuduhan kejahatan seks skala besar terjadi di institusi Katolik Irlandia, dengan jumlah korban di bawah umur diperkirakan hampir 15.000 antara tahun 1970 dan 1990 saja. Beberapa uskup dan pastor yang dituduh menutupi pelecehan telah dihukum.
Laporan resmi Komisi Ryan pada tahun 2009 menemukan pelecehan yang meluas terhadap anak-anak di lembaga-lembaga yang dikelola Katolik antara tahun 1930-an dan 1970-an.
Dikatakan bahwa panti asuhan dan sekolah yang dikelola gereja adalah tempat terjadi pelecehan seksual yang endemik.
Laporan Murphy 2009 ke dalam Keuskupan Agung Dublin mengatakan bahwa antara tahun 1975 dan 2004 Gereja telah “secara obsesif” menyembunyikan pelecehan.
Dan setelah laporan lain yang sangat kritis pada tahun 2011, ke dalam keuskupan Cloyne, Vatikan memanggil duta besarnya setelah perdana menteri Irlandia saat itu menuduhnya menghalangi penyelidikan pelecehan seksual oleh para pastor.
6. Polandia
Laporan gereja Polandia mencantumkan pelecehan seksual terhadap lebih dari 300 anak.
Dalam laporan terbarunya yang dirilis Juni 2021 tentang pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, Gereja Katolik Polandia mendata 292 pastor yang diduga melecehkan lebih dari 300 anak laki-laki dan perempuan dari tahun 1958 hingga 2020.
Pada konferensi online di Warsawa, kepala Gereja Katolik Polandia, Uskup Agung Wojciech Polak, meminta maaf kepada para korban dan meminta pengampunan bagi mereka.
Menurut statistik gereja yang dikumpulkan dari semua keuskupan, 368 laporan pelecehan terhadap anak-anak di bawah usia 18 tahun disampaikan kepada otoritas gereja antara 1 Juli 2018 dan 31 Desember 2020. Laporan itu mencakup periode mulai dari tahun 1958 hingga 2020.
Laporan pertama gereja, untuk 1990-2018, mencatat kasus 382 pastor yang diduga melecehkan 625 anak di bawah umur.
7. Spanyol
Skandal pelecehan seks terhadap anak-anak telah mengguncang Gereja Katolik Spanyol. Investigasi koran lokal El Pais mencatat jumlah korban sebanyak 1.237 orang dan kemungkinan bisa bertambah lagi.
Penyelidikan oleh otoritas gereja akan mengusut tuduhan pelecehan oleh 251 pastor dan beberapa orang awam dari lembaga keagamaan.
Tuduhan pelecehan sekssual ini menyangkut 31 ordo keagamaan dan 31 dari sekitar 70 keuskupan di negara itu.
Kasus tertua terjadi pada tahun 1942 dan yang terbaru pada tahun 2018.
Penulis: Bahri