Antara Maksiat dan I’dad
oleh : Ustadz Fuad Al Hazimi
Kemaksiatan ibarat pohon, ia memiliki akar, batang dan cabang. Saat ia masih kecil kita memandangnya dengan sebelah mata dan meremehkannya. Maka ia kini menjadi besar, akarnya kuat menghunjam ke dalam tanah, batangnya tinggi menjulang mengejek kita.
Pohon yang besar tidak tiba-tiba menjadi besar. Ia dulu kecil lalu bertumbuh. Demikian juga kemaksiatan, dulunya hanya kecil lalu ada sekelompok orang yang memupuknya dan menjaganya, sementara kita hanya mengelus dada dan membiarkannya tanpa melakukan aksi apapun. Ironis memang, kita lebih memilih barada dalam iman yang paling lemah dalam rentang waktu yang sangat panjang.
Dan saat kemaksiatan mulai bertumbuh, kita tidak segera sadar untuk mengimbanginya dengan i’dadul quwwah (persiapan kekuatan) sehingga saat ia sudah terlanjur besar kita merasa sudah terlambat dan tidak mampu lagi merobohkannya.
I’dad sejatinya bukan hanya untuk menyiapkan diri kita menghadapi musuh-musuh Allah di medan jihad saja, namun yang jauh lebih real dan lebih dekat adalah untuk menghadapi musuh-musuh Allah di sekeliling kita yaitu kemaksiatan dan para pendukungnya.
Allah Azza Wa Jalla Berfirman :
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya”. (QS Al Anfal 60)
Bukankah para salafus shalih menyebut pelaku maksiat dengan sebutan “musuh-musuh Allah” ?
Imam Ali bin Muhammad Alaa’ud Dien atau yang lebih dikenal dengan panggilan Imam Al Khozin menjelaskan :
“Makna I’dad adalah mempersiapkan sesuatu agar bisa dipergunakan saat diperlukan”. (Lubabut Ta’wil fie Ma’anit Tanzil / Tafsir Al Khozin 3/209)
JENIS I’DAD
- I’dad Imani (non fisik/ta’abbud secara luas) yaitu mempelajari ilmu syar’i dan mentazkiyah diri dengan iltizam dan melaksanakan ilmu syar’i tersebut.
- I’dad Maddi (fisik material) yaitu dengan menyiapkan kekuatan fisik melewati program latihan serta mobilisasi infak dijalan Allah.
Mari kita segera beranjak dari iman yang paling lemah menuju iman yang sedikit lebih kuat dengan I’dadul quwwah karena kemaksiatan itu kini bukan hanya berupa perbuatan keji (khabits) saja namun juga kemaksiatan dalam aqidah seperti merebaknya agama Syi’ah, berkibarnya panji-panji demokrasi dan berbagai maksiat lainnya.
Wallohu a’lam