Myanmar Kirim Balik Lebih dari 125 Pengungsi Perahu ke Bangladesh

YANGON (Jurnalislam.com) – Myanmar telah mengirimkan lagi 125 orang ke Bangladesh setelah menyelamatkan ratusan orang yang terdampar di lepas pantai dalam perahu yang ditinggalkan para penyelundup pada bulan Mei, media lokal melaporkan Rabu (26/08/2015).

Dengan pengiriman ini jumlah orang yang dikembalikan dalam lima putaran menjadi 626, tersisa 101 orang yang menunggu untuk dipulangkan, menurut Myanmar Times.

"Pihak berwenang di Bangladesh terus memverifikasi orang yang tersisa dari dua kapal yang diselamatkan," kata sebuah laporan dari corong negara the Global New Light of Myanmar pada hari Rabu.

Setelah krisis migran daerah berkobar pada bulan Mei, pemerintah Myanmar bersusah payah menunjukkan bahwa itu bukanlah sumber masalah dan menekankan peran Bangladesh, yang berbatasan dengan Rakhine yang dilanda konflik.

Ribuan orang ditinggalkan dan terdampar di laut, termasuk migran dari Bangladesh dan Rohingya yang dianiaya dari Myanmar, setelah tindakan keras Thailand membuat takut para pemimpin geng penyelundup sehingga mereka meninggalkan kapal yang penuh sesak dengan laki-laki, perempuan dan anak-anak.

Kelompok-kelompok HAM menuduh Myanmar memaksa puluhan ribu Muslim Rohingya melarikan diri dari penganiayaan ke laut, tapi Myanmar menyalahkan para penyelundup dan menolak bertanggung jawab.

Ratusan Rohingya dilaporkan dibawa pergi dari dua kapal yang diselamatkan oleh Angkatan Laut Myanmar sebelum pihak berwenang tiba, kata Myanmar Times.

Chris Lewa dari Arakan Project, sebuah kelompok pemantauan pelanggaran hak asasi terhadap Rohingya, mengatakan kepada Anadolu Agency awal bulan ini bahwa 50 Rohingya berada di antara mereka yang diselamatkan yang menghadapi penahanan tanpa batas waktu di Myanmar karena negara tidak bersedia menerima mereka.

Rohingya, yang bejumlah sekitar satu juta, sebagian besar tidak memiliki negara dan telah menderita penindasan puluhan tahun dari pemerintah dan ekstremis.

Penderitaan mereka ironisnya menjadi lebih parah dalam beberapa tahun terakhir saat pemerintah reformis menggantikan junta militer dan mengantar menuju kebebasan yang lebih besar.

 

Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses