AQIM Serang Pos Militer Mali di Gourma Rharouss, 10 Tentara Tewas

MALI (Jurnalislam.com)Al Qaeda Maghreb Islam (AQIM), cabang resmi al Qaeda di Afrika Utara, mengaku bertanggungjawab atas serangan kemarin terhadap tentara Mali dekat kota Timbuktu di Mali utara. Serangan yang terjadi pada sebuah pos militer di kota Gourma-Rharouss, menyebabkan sekitar 10 tentara Mali tewas dan dua kendaraan dibakar, menurut Associated Press, sebagaimana yang dilansir The Long War Journal, Selasa (04/08/2015).

AQIM mengakui serangan tersebut melalui telepon ke kantor berita Mauritania Al Akhbar. Menurut terjemahan oleh SITE Intelligence Group, AQIM mengatakan bahwa pasukannya "menewaskan sembilan tentara Mali dan melukai banyak lainnya." Selain itu, juru bicara AQIM juga mengatakan bahwa mereka membakar "empat kendaraan" dan "merusak beberapa peralatan" dari tentara Mali. Juru bicara itu mengidentifikasi dirinya sebagai Abu al Darda'a al Shinqiti, kata Al Akhbar.

AFP melaporkan hari ini bahwa pemerintah Mali mengatakan serangan itu dilakukan pada sebuah pos penjaga nasional Mali. Pemerintah juga mengatakan bahwa 11 tentara tewas dan satu lainnya terluka, menambah kebingungan mengenai jumlah total korban.

AQIM juga melakukan serangan serupa di wilayah tersebut.

Pada awal Juli, misi PBB di Mali (MINUSMA) mengumumkan bahwa enam pasukan penjaga perdamaian tewas setelah konvoi mereka diserang di dekat kota Goundam, sebelah barat Timbuktu. Setidaknya lima orang lainnya dikatakan terluka. AQIM mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap konvoi tersebut.

Pada tanggal 28 Mei, AQIM tewaskan tiga pasukan penjaga perdamaian Burkinabe dalam perjalanan bersama konvoi PBB, juga dekat Timbuktu. Pada bulan September 2014, AQIM mengaku bertanggung jawab atas beberapa serangan terhadap pasukan PBB di dekat Timbuktu. Di wilayah Ber, timur Timbuktu, seorang pembom istisyhad menewaskan dua pasukanBurkinabe Agustus lalu. Selain itu, AQIM mengklaim serangan terhadap konvoi MINUSMA dekat Goundam dan Timbuktu pada bulan Juni 2014. Dan penyergapan di dekat kota pada bulan Januari, yang menewaskan tiga tentara Mali, diduga juga telah dilakukan oleh AQIM.

Serangan baru-baru ini di dekat Timbuktu terjadi hanya beberapa hari setelah dua tentara Mali tewas dan lima lainnya luka-luka ketika konvoi mereka diserang oleh orang-orang bersenjata yang diduga Al Qaida di dekat perbatasan Mauritania. Banyak kelompok jihad beroperasi di pusat Mali, termasuk AQIM, Ansar Dine, dan Gerakan Pembebasan Macina, yang kemungkinan merupakan pasukan Fulani untuk Ansar Dine.

Pada tanggal 28 Juni, beberapa pasukan  Ansar Dine memasuki kota Nara, hanya 19 mil dari perbatasan Mauritania, menyerbu beberapa gedung pemerintah dan menyerang kamp Tentara Mali lokal. Insiden itu menewaskan 12 orang.

Selain itu, Ansar Dine menyerbu, dan menguasai dengan singkat sebuah desa Mali kecil di Fakola, hanya beberapa mil jauhnya dari perbatasan dengan Pantai Gading. Serangan tersebut adalah yang kedua dalam waktu kurang dari satu bulan di dekat perbatasan dengan Pantai Gading. Kelompok ini juga mengklaim menyerang sebuah kantor polisi di kota Misseni, juga dekat Pantai Gading, pada 10 Juni.

Ansar Dine merupakan bagian dari jaringan Al Qaeda di Mali. Faksi  jihad itu dibentuk pada tahun 2011 dan sepanjang tahun 2012 mereka bekerja dengan al Qaeda di Maghreb Islam, Gerakan untuk Kesatuan dan Jihad di Afrika Barat (MUJAO), dan kelompok separatis Tuareg untuk mengambil alih utara Mali. Sebuah surat rahasia yang ditulis oleh amir AQIM Abdelmalek Droukdel yang ditemukan setelah pembebasan Mali utara menyatakan bahwa pejuang AQIM harus menyembunyikan kegiatan mereka di bawah bendera Ansar Dine. Seorang pemimpin Ansar Dine juga baru-baru ini gugur bersama amir (pemimpin) AQIM Katibat al Ansar dalam serangan pasukan khusus Perancis di Mali utara.

Al Qaeda terus beroperasi di Mali meskipun misi kontra jihadis yang dipimpin Perancis bersiaga di wilayah tersebut. Kelompok jihad dan banyak afiliasi di negara itu mempertahankan kemampuan untuk merakit roket, mortir, dan serangan IED di PBB dan pasukan Prancis. Setidaknya 50 tentara penjaga perdamaian PBB tewas di Mali sejak 2013, sehingga misi PBB di sana merupakan yang paling berbahaya di dunia.

 

Deddy | The Long War Journal | Jurniscom
 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses