AFRIKA (Jurnalislam.com) – Para pemimpin dan aktivis Muslim di seluruh Afrika bereaksi negatif terhadap kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden di luar AS, dengan beberapa ketakutan yang mengekspresikan bahwa ia bisa mengintensifkan konflik global, lansir World Bulletin, Jumat (11/11/2016).
Iqbal Jassat, seorang eksekutif dari kelompok advokasi Islam, the Media Review Network, mengatakan ia takut Muslim akan ditargetkan di bawah pemerintahan Trump yang anti Islam.
“Kita bisa memperkirakan intensifikasi ‘perang melawan terorisme’ bersama dengan semua kegiatan ilegal yang akan mengikuti, seperti rendition, penyiksaan, penahanan, perang drone dan lubang neraka sejenis Guantanamo.”
Dia mengatakan pemilihan Trump akan memiliki konsekuensi serius bagi umat Islam di seluruh dunia, tetapi kebanyakan terutama di Timur Tengah.
“Islamophobia, seperti yang dianut oleh Trump dan ambisi militer partainya untuk menghapus apa yang mereka gambarkan sebagai ‘Islamisme’ saling berhubungan. Bahaya yang ditimbulkan tidak dapat dibatasi untuk lokasi geografis tertentu,” kata Jassat.
Jassat mengklaim bahwa meskipun tidak ada ancaman untuk Muslim di Afrika Selatan, presiden Trump akan menegaskan agenda sayap kanan ekstrim yang merupakan inti dari Partai Republik AS.
“Sangat mungkin karena itu terlepas dari status sovereign (berdaulat, independen, mandiri) Afrika Selatan, administrasi Trump kemungkinan besar akan memperluas manipulasi di sini,” tambahnya.
Seorang pemimpin komunitas Muslim Mozambik, Syeikh Ameen Uddin, mengatakan dia terkejut bahwa Amerika bisa memilih Trump padahal dia melontarkan retorika tentang minoritas dan Muslim di Amerika Serikat.
“Ini menunjukkan ada kemerosotan moral di Amerika Serikat,” katanya melalui telepon dari ibukota Mozambik, Maputo.
Ameen Uddin mendesak umat Islam untuk lebih fokus pada pemecahan masalah pribadi mereka bukannya mencemaskan yang memenangkan pemilu AS.